Perwakilan dari Perhimpunan Ahli Penyakit Dalam Indonesia Prof. Dr. dr. Erni Juwita Nelwan, SpPD-KPTI, PhD, mengatakan masyarakat perlu mengenali sejumlah tanda demam berdarah dengue (DBD) supaya penyakit tidak semakin berat, salah satunya ada perdarahan.
Perdarahan akibat DBD bukan mimisan atau bintik-bintik merah pada kulit.
“Misalnya buang air kecilnya seperti kemerahan atau menstruasi yang terus menerus tidak dapat terkontrol dalam kondisi demam, itu harus hati-hati,” ujar Erni dalam diskusi publik tentang “Peran Masyarakat dalam Perlindungan Keluarga terhadap Ancaman Dengue/DBD” di Jakarta, Rabu.
Tanda lain DBD yang juga perlu diperhatikan yakni Penderita mulai tidak konsentrasi atau mengalami penurunan kesadaran yang dapat ditandai dengan sulit diajak berkomunikasi serta mengalami nyeri perut luar biasa atau abdominal pain.
DBD disebabkan gigitan nyamuk Aedes aegypti yang sangat identik dengan musim hujan. Kala nyamuk menggigit manusia, virus masuk ke dalam tubuh dan menstimulasi sistem imun.
Setelah empat sampai tujuh hari gigitan, dia akan mengalami gejala DBD, salah satunya demam tinggi. Erni mengatakan kondisi demam tinggi yang mendadak perlu dicurigai sebagai DBD, walaupun belum ada anggota keluarga yang terkena penyakit itu.