Meski rumah tinggal dibongkar secara mandiri oleh warga, Wali Kota memberikan pengecualian untuk fasilitas umum seperti musala atau tempat ibadah yang terkena dampak akan diperbaiki.
“Untuk musala yang terdampak pelebaran sungai ini, Pemkot akan memperbaiki. Bangunan sisanya kita besarkan, kita buat dua lantai agar warga lebih nyaman beribadah,” tegasnya.
Dijelaskan Eri, bahwa pasca pembongkaran akan dilakukan pemasangan plengsengan (dinding penahan sungai) di sepanjang Sungai Kalianak. Selain untuk fungsi drainase, kawasan tersebut akan ditata ulang untuk menghilangkan kesan kumuh.
“Setelah plengsengan selesai, lingkungan ini akan kita tata lagi. Harapannya tidak ada lagi kesan kumuh. Bahkan, kami berencana menjadikan beberapa titik di Sungai Kalianak sebagai tempat wisata baru,” ujarnya.
Dengan kembalinya lebar sungai menjadi 18,6 meter, daya tampung air akan meningkat drastis, sehingga diharapkan wilayah Kalianak dan sekitarnya tidak lagi terdampak banjir rob.
“Ini adalah bukti kolaborasi. Saya minta tolong kepada seluruh warga Surabaya, ayo dijaga kerukunan ini. Jangan mudah diprovokasi. Membangun Surabaya itu butuh hati dan gotong royong,” tukasnya. (*)





