Ia menyebut keberhasilan Pondok Pesantren Wali Barokah dalam meraih berbagai prestasi lingkungan tidak terlepas dari pembinaan berkelanjutan yang dilakukan oleh DPP LDII. Menurutnya, pembinaan tersebut mendorong perubahan pola pikir pengelolaan pesantren menjadi lebih modern dan ramah lingkungan.
“Prestasi ini adalah hasil kerja sama semua pihak, mulai dari pemerintah daerah hingga internal kami. Dukungan terbesar adalah pembinaan langsung dari DPP LDII yang memfasilitasi kami untuk merubah mindset pengelolaan pondok,” tambahnya.
Ke depan, pihak pesantren berencana memperluas program lingkungan melalui pengembangan Program Kampung Iklim (Proklim) yang menyasar masyarakat di sekitar pondok. Program ini akan dikolaborasikan dengan perangkat kelurahan serta RT dan RW setempat sebagai ujung tombak pelaksanaan di lapangan.
Dari sisi pemerintah, DLHKP Kota Kediri menyambut baik langkah pesantren dalam mengembangkan konsep pesantren ramah lingkungan. Pengawas Lingkungan Hidup Ahli Muda DLHKP, Ridwan Salimin, mengatakan pihaknya memberikan materi terkait Eco-Pesantren dan Proklim untuk memperkuat peran pesantren dalam mitigasi perubahan iklim.
“Kami dari Dinas Lingkungan Hidup memberikan materi terkait masalah Eco-Pesantren dan mungkin terkait masalah Proklim,” ujar Ridwan.
Ia mengungkapkan bahwa Pondok Pesantren Wali Barokah telah menerima penghargaan Eco-Pesantren Pratama dari Dinas Lingkungan Hidup Provinsi. Ke depan, pemerintah mendorong pesantren tersebut untuk meningkatkan status ke tingkat Eco-Pesantren Madya.
Sementara itu, pendamping program dari Fakultas Kehutanan UGM, Atus Syahbudin, menilai keberhasilan program lingkungan di pesantren tidak lepas dari peran sentral kiai dan santri.
Ia berharap keberhasilan Pondok Pesantren Wali Barokah dapat menjadi contoh bagi pesantren lain di Indonesia dalam mengintegrasikan dakwah dengan aksi nyata pelestarian lingkungan.
“Di luar sana, keterlibatan tokoh agama mungkin dianggap biasa. Namun dalam konteks Eko-Pesantren, Kiai dan Santri adalah tiang yang sangat kuat untuk kesuksesan program ini,” kata Atus.(*)





