Persik Kediri Terjebak Keraguan Jelang Hadapi Persis Solo

Persik Kediri Terjebak Keraguan Jelang Hadapi Persis Solo
Pelatih Persik Kediri Marcos Reina (tengah) didampingi pemain menghadiri konferensi pers jelang pertandingan melawan Persis Solo pada lanjutan BRI Super League 2025 di Stadion Brawijaya, Kediri, Jumat 26 Desember 2025.(Foto: istimewa)

KEDIRI (WartaTransparansi.com) – Status tuan rumah belum tentu menjadi keuntungan bagi Persik Kediri. Menjelang laga melawan Persis Solo di Stadion Brawijaya, Sabtu, 27 Desember 2025. Tim kebanggaan masyarakat Kediri ini justru terlihat gamang, alih-alih memancarkan kepercayaan diri, tim berjuluk Macan Putih itu memperlihatkan keraguan menghadapi lawan yang tengah terpuruk di papan bawah klasemen Super League.

Keraguan itu bukan sekadar tafsir publik, melainkan tercermin jelas dari pernyataan resmi tim pelatih. Persik memilih bahasa kehati-hatian saat menghadapi Persis Solo, tim yang secara statistik belum menunjukkan performa stabil sepanjang musim ini. Sikap tersebut memperlihatkan persoalan klasik Persik: kegagalan memaksimalkan momentum dan ketidakmampuan tampil dominan di kandang sendiri.

“Kami tahu bahwa mereka tidak berada di posisi yang bagus di klasemen, tetapi pada saat yang sama mereka memiliki pemain yang bagus. Kami tahu pertandingan besok tidak akan mudah,” ujar pelatih Persik Kediri, Marcos Reina, Jumat, 26 Desember 2025.

Pernyataan itu menegaskan satu hal yakni Persik belum sepenuhnya percaya pada kekuatan sendiri. Menghadapi tim papan bawah, yang semestinya menjadi ajang unjuk kualitas dan ketegasan permainan, Persik justru membingkainya sebagai ancaman. Bahasa waspada tersebut menandakan rapuhnya mental bertanding tim, bahkan ketika dukungan publik berada di belakang mereka.

Kondisi ini tak bisa dilepaskan dari performa Ezra Walian dkk, yang tak kunjung stabil. Enam laga terakhir memperlihatkan pola berulang: organisasi permainan yang mudah goyah, lemahnya respons terhadap tekanan lawan, serta kegagalan menjaga ritme permainan. Evaluasi yang diklaim dilakukan setiap pekan belum menjelma menjadi perbaikan nyata di lapangan.

Data pertandingan memperkuat kegamangan itu. Dari enam laga terakhir, Persik hanya sekali menang, dua kali imbang, dan tiga kali kalah. Kekalahan telak 0-3 dari Persita Tangerang pada 21 Desember 2025 menjadi penanda paling gamblang rapuhnya struktur permainan Persik. Sebelumnya, Persik juga tumbang dari Persija Jakarta dan PSIM Yogyakarta, serta gagal mengamankan poin penuh di saat menjamu Persebaya Surabaya dan PSM Makassar yang berakhir seri.

Marcos menyebut kekalahan demi kekalahan itu sebagai bagian dari proses membangun tim. Namun dalih “proses” kian kehilangan relevansi ketika kesalahan yang sama terus berulang tanpa koreksi berarti.

Penulis: Moch Abi Madyan