“Kami membangun tim, model permainan yang akan kita mainkan. Itu prioritasnya. Tetapi kami tetap menganalisis Persis Solo,” kata Marcos.
Pernyataan tersebut justru mempertegas kesan bahwa Persik masih sibuk mencari bentuk, alih-alih menghasilkan kepastian performa. Pada level sepak bola profesional, terutama di hadapan publik sendiri, proses tanpa hasil hanya akan memperbesar jarak antara harapan dan kenyataan.
Di sisi berlawanan, Persis Solo datang dengan beban yang lebih ringan. Posisi mereka di papan bawah justru memberi ruang bermain lebih lepas. Pelatih Persis Solo, Milomir Seslija, secara terbuka mengakui kegagalan timnya pada laga sebelumnya dan memilih pendekatan langsung pada solusi.
“Kami sudah tahu apa masalahnya dan kami semua sepakat akan hal itu. Dalam sepak bola, mencari masalah lewat diskusi itu mudah, tapi kami harus menemukan solusi dengan sangat cepat,” ujar Milo.
Sikap lugas Milo kontras dengan narasi defensif Persik. Meski Persis kehilangan sejumlah pemain akibat akumulasi kartu dan suspensi, Milo menolak menjadikannya alasan.
“Ini adalah kesempatan bagi pemain lain untuk menunjukkan kemampuan mereka. Kami tidak akan mencari alasan hanya karena seseorang tidak bisa bermain,” tuturnya.(*)





