Kediri  

Imam Wihdan Zarkasyi Ajak Warga Bandar Lor Kritis Kawal Pembangunan dan Transparansi Pemkot Kediri

Imam Wihdan Zarkasyi Ajak Warga Bandar Lor Kritis Kawal Pembangunan dan Transparansi Pemkot Kediri
Anggota DPRD Kota Kediri Imam Wihdan Zarkasyi saat memberikan sambutan dalam sarasehan penjaringan aspirasi warga di Kelurahan Bandar Lor. (Foto: Moch Abi Madyan)
Warga bernama Somad menyampaikan pertanyaan dalam sarasehan aspirasi bersama Imam Wihdan Zarkasyi di Kelurahan Bandar Lor.
Somad, warga Bandar Kidul, mengajukan pertanyaan terkait transparansi renovasi Jembatan Brawijaya dalam sarasehan bersama Imam Wihdan Zarkasyi.(Foto: Moch Abi Madyan)

Pak Lek Imam menjawab satu per satu tanpa berputar-putar. Soal Jembatan Brawijaya, ia menegaskan bahwa tuntutan warga pada dasarnya meminta keterbukaan. Menurutnya, Pemerintah Kota Kediri harus memberikan informasi jelas mengenai anggaran, bentuk renovasi, serta jadwal pengerjaan. Transparansi, kata dia, mutlak diperlukan agar kebutuhan masyarakat berjalan seiring kebijakan pemerintah.

Dorong Pengembangan GOR, Ciptakan Titik Ekonomi Baru

Terkait fasilitas umum, politisi yang gemar memakai topi bundar ini menyebut kebutuhan Ruang Terbuka Hijau (RTH) dan ruang publik di kawasan Mojoroto terus meningkat. Ia mengakui bahwa GOR Jayabaya di Kelurahan Bandar Kidul dan Banjarmlati belum dimanfaatkan secara optimal.

Fraksinya, lanjut Pak Lek Imam, kini mendorong agar GOR Jayabaya bisa dikembangkan menjadi pusat kegiatan warga mulai olahraga, kepemudaan, hingga kegiatan sosial. Lebih jauh, ia menilai pengembangan GOR selaras dengan RPJMD 2026–2030, yang menekankan pentingnya menciptakan titik ekonomi baru di wilayah-wilayah potensial. Ia menilai kawasan sekitar GOR Jayabaya berpeluang tumbuh menjadi pusat ekonomi baru yang mampu menghidupkan perputaran usaha lokal.

Pokmas dan UMKM Butuh Kejelasan, Koperasi Merah Putih Masih Dievaluasi

Menanggapi pertanyaan mengenai Pokmas, Pak Lek Imam menegaskan bahwa masih banyak masyarakat yang belum memperoleh informasi cukup mengenai arah program tersebut. Ia mendesak Pemkot membuka diri dan menjelaskan secara gamblang tujuan, mekanisme, dan sasaran Pokmas, mengingat program ini merupakan kerja bersama antara eksekutif dan legislatif.

Sementara itu, mengenai Koperasi Merah Putih, Pak Lek Imam menyebut program tersebut memang berasal dari konsep Koperasi Desa. Namun Pemkot masih mencari formula penempatan yang tepat, mengingat jumlah koperasi di kota sudah cukup banyak. Saat ini, menurut Pak Lek Imam, sekolah belum menjadi bagian dari skema tersebut karena perbedaan kebutuhan dan mekanisme lembaga pendidikan.

“Saat ini, sekolah belum masuk pilihan atau belum terlihat akan dimasukkan ke dalam program Koperasi Merah Putih,” ungkapnya.

Somad dan Imam Wihdan Zarkasyi berbincang usai sarasehan penjaringan aspirasi di Bandar Lor, Kota Kediri.
Anggota DPRD Kota Kediri, Imam Wihdan Zarkasyi berdialog dengan Somad usai sarasehan penjaringan aspirasi di Kelurahan Bandar Lor. (Foto: Moch Abi Madyan)

Dalam keseluruhan kegiatan, sosok Pak Lek Imam tampak konsisten sebagai legislator yang komunikatif dan responsif. Ia tidak hanya datang untuk berbicara, tetapi juga hadir untuk mendengar sebuah karakter yang kini melekat pada dirinya di mata masyarakat Kota Kediri. Dialog malam itu pun ditutup dengan catatan penting: seluruh aspirasi warga tidak berhenti di forum, tetapi akan ia kawal hingga meja kebijakan.(*)

Penulis: Moch Abi Madyan