Tingkat Pengangguran Terbuka di Jatim Turun Hingga 3,88 Persen

Tingkat Pengangguran Terbuka di Jatim Turun Hingga 3,88 Persen
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa. (foto/dok)

SURABAYA,Wartatransparansi.com – Kinerja Gubernur  Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa memperlihatkan trend terus membaik. Ini bisa dilihat dari tingkat pengangguran terbuka makin tahun terus menurun., Bahkan catatan BPS penurunan mencapai 3,88 persen.

Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Badan Pusat Statistik (BPS) periode Agustus 2025, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Jawa Timur turun menjadi 3,88 persen, atau turun 0,31 persen poin dibandingkan Agustus 2024. Penurunan ini sekaligus menjadi paling signifikan di Pulau Jawa.

Sebagai perbandingan, penurunan TPT provinsi lain di Pulau Jawa pada periode yang sama adalah, DKI Jakarta turun 0,16 persen poin, Jawa Tengah turun 0,12 persen poin, Jawa Barat turun 0,02 persen poin, DI Yogyakarta turun 0,02 persen poin dan Banten turun 0,01 persen poin.

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyampaikan rasa syukur dan apresiasi kepada seluruh pihak yang berperan aktif dalam memperkuat sektor ketenagakerjaan, mulai dari dunia usaha, akademisi, hingga pemerintah kabupaten/kota.

“Penurunan TPT Jawa Timur menjadi yang tertinggi di Pulau Jawa. Ini menunjukkan bahwa ekonomi kita tidak hanya tangguh, tetapi juga inklusif. Capaian ini merupakan  hasil kerja bersama seluruh elemen dunia usaha dunia industri serta pelaku UMKM dan  masyarakat yang bersinergi menciptakan lapangan kerja produktif dan berkelanjutan,” ujarnya, di Surabaya, Rabu  (12/11).

Selama lima tahun terakhir, Jawa Timur mencatat tren penurunan TPT yang konsisten. Pada Agustus 2021, TPT Jatim berada di angka 5,74 persen, kemudian turun menjadi 5,49 persen pada 2022, 4,88 persen pada 2023, 4,19 persen pada 2024, hingga kini mencapai 3,88 persen pada 2025.

Sementara itu, TPT nasional pada periode yang sama turun dari 6,49 persen menjadi 4,85 persen. Data ini menegaskan bahwa kecepatan penurunan pengangguran di Jawa Timur termanage dengan baik.

“Artinya, percepatan penyerapan tenaga kerja di Jawa Timur berjalan jauh lebih kuat. Ini mencerminkan daya saing ekonomi daerah yang terus meningkat serta efektivitas kebijakan pemerintah dalam memperkuat sektor ketenagakerjaan,” kata Khofifah.