Mas Dhito Dukung Program 3 Juta Rumah, Dorong Akses Hunian Terjangkau di Kediri

Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana menyambut baik sosialisasi Kredit Program Perumahan dari Kementerian PKP. Ia berkomitmen memperluas akses pembiayaan rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah, pelaku UMKM, hingga pegawai P3K di daerahnya.

Mas Dhito Dukung Program 3 Juta Rumah, Dorong Akses Hunian Terjangkau di Kediri
Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana (tengah) berfoto bersama Sekjen Kementerian PKP Didyk Choiroel dan Komisioner BP Tapera Heru Pudyo Nugroho usai sosialisasi program kredit perumahan di Kabupaten Kediri.(Foto: Istimewa)

KEDIRI (WartaTransparansi.com) – Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana menyambut baik langkah Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) yang menggelar sosialisasi program Kredit Program Perumahan (KPP) dan Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) di Kabupaten Kediri. Program ini merupakan bagian dari upaya pemerintah pusat mewujudkan target nasional pembangunan 3 juta rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).

“Apa yang menjadi cita-cita program ini menyasar kalangan menengah ke bawah yang tidak memiliki tempat tinggal,” kata Bupati yang akrab disapa Mas Dhito itu saat menerima kunjungan dari Kementerian PKP, Kamis (23/10).

Dalam kesempatan tersebut, Sekretaris Jenderal Kementerian PKP Didyk Choiroel bersama Komisioner Badan Pengelola Tabungan Perumahan (BP Tapera) Heru Pudyo Nugroho memimpin langsung kegiatan sosialisasi. Melalui program KPP dan FLPP, pemerintah berupaya membuka akses pembiayaan bagi masyarakat dan pelaku usaha di sektor perumahan.

Adapun penerima manfaat dari program ini mencakup pelaku usaha perumahan seperti developer, penyedia jasa konstruksi, pedagang bahan material bangunan, hingga pelaku UMKM individu. Skema kredit yang ditawarkan diharapkan dapat menggerakkan kembali sektor perumahan yang memiliki efek berantai terhadap perekonomian lokal.

Heru Pudyo Nugroho menjelaskan, berdasarkan hasil sosialisasi di berbagai daerah, tantangan utama yang dihadapi pengembang bukan lagi persoalan pembiayaan, melainkan ketersediaan lahan untuk pembangunan.

Penulis: Moch Abi Madyan