Cerita Sejarah Babad Turi untuk Melestarikan Budaya Lokal

Cerita Sejarah Babad Turi untuk Melestarikan Budaya Lokal

MAGETAN (Wartatransparansi.com) – Menampilkan seni budaya asli lokal berupa asal usul Keberadaan Desa Turi KecamataCerita Sejarah Babad Turi untuk Melestarikan Budaya Lokaln Panekan.MAN 3 Panekan menyuguhkan fragmen cerita dan budaya asal usul desa Turi tempat MAN 3 Magetan berada, dalam pawai budaya HUT RI Di jalur sepanjang alun alun Magetan.

Kepala Madrasah MAN 3 Magetan Basuki Prihatin menyampaikan drama dan tarian budaya yang disuguhkan Tim seni yang dipimpin langsung Kamad MAN 3 ini membuat semarak dan sangat menghibur ribuan penonton pawai budaya Kabupaten Magetan.

” Asal usul desa turi disajikan dalam cerita Babad Turi,” ujar Basuki Prihatin. Desa Turi berasal dari kata “DituTuri” artinya Dinasehati. Menurut cerita dari nenek moyang awal mula terbentuknya desa Turi adalah ketika perestiwa pada masa perang antara adipati Madiun Renggo Jumeno dan Mataram. Pada waktu itu Adipati Paduduhan (Rangga Keniten) ditemui oleh salah astu dari warga Mataram supaya kembali memihak Mataram karena adipati rangga Jumeno (Adipati Madiun) dianggap pihak yang keliru.

“Berbagai tampilan dan bentuk Budaya serta joget yang mayoritas dilaksanakan para ibu-ibu membuat penonton disepanjang jalan menjadi penyemangat para pesert. Berhasil menghibur sekaligus memberikan edukasi tentang pentingnya merawat seni dan kebudayaan agar tetap lestari agar tidak punah. yang menampilkan berbagai kegiatan menarik yang diharapkan dapat menyatukan warga dalam semangat kemerdekaan.

Karnaval ini diharapkan menjadi ajang unjuk kebolehan seni dan budaya lokal, menampilkan berbagai penampilan kreatif dari masyarakat Semarak Kemerdekaan” suguhan Babad Desa Tur ini diharapkan menjadi momen berharga yang penuh makna, serta menjadi pengingat bagi kita semua akan pentingnya persatuan dan kesatuan bangsa. (*)

Penulis: Rudi Ardy