SAINT PETERSBURG (Wartatranspransi.com) –
Saint Petersburg, pantas mendapat sebutan Kota Budaya dan Kota Berbunga, sepanjang perjalanan dari Bandara Saint Petersburg ke hotel Majestic, tempat rombongan dari Kota Pahlawan Surabaya menginap sekitar 15 km, sepanjang jalan terpelihara bangunan kuno model Eropa Timur dan di tengah jalan ada pagar penuh dengan bunga-bunga indah.
Apalagi, sesampai di pusat kota, suasana semakin hidup karena jalan-jalan trotoar lalu lalang, pejalan kaki sebuah kebiasaan masyarakat Eropa dan negara maju di Asia, seperti Hongkong, Tiongkok, Jepang, Australia, dan lainnya berjalan kaki menjadi tradisi. Lebih nyaman lagi kepatuhan berlalu lintas, juga menyeberang jalan selalu menyeberang di zebra cross pada saat lampu hijau untuk penyeberang.
Sempat melalui jalan terowongan tembus dari berbagai arah untuk menjaga keamanan pejalan kaki. Bahkan taman dengan simbol simbol sisa-sisa “kekuasaan Eropa Timur” masih menonjol, dengan patung-patung tokoh, dan budaya memberindah taman dan kawasan dengan lukisan dan patung juga air mancur dengan kreatifitas tinggi.
Tugu selamat datang atau tugu penanda masuk pintu gerbang kawasan Saint Petersburg, begitu kental dengan suasana Eropa Timur, “Kota ini walau didirikan 1703 masih lebih tua Kota Surabaya. Surabaya pada tanggal 31 Mei 2025, berusia 732, tetapi penataan kawasan dan menjaga dengan tertib termasuk jalan terowongan ini, sebuah perencanaan jangka panjang,” kata Ahmad Riyadh UB PhD.
Kebijakan publik sebagai bagian pelayanan publik, dan memberi fasilitas publik lebih nyaman memamg tidak mudah, membutuhkan rencana tata ruang wilayah secara terpadu.
Kawasan pejalan kaki, di antara bangunan kuno dengan lampu hias eksotik memang sudah terencana dengan matang, sehingga nampak indah berbudaya, berbunga-bunga, karena taman dan jalan dipenuhi bunga dengan ditempelkan di pagar atau dibuatkan tempat khusus.
Sekedar mengetahui bahwa Sankt-Peterburg atau Saint Petersburg merupakan kota dengan aliran sungai cukup banyak, ada 40 sungai mengalir dan tidak kurang 20 Kanal. Kota ini adalah kota pelabuhan yang terletak di tepi Sungai Neva dan Teluk Finskiy, dengan jumlah penduduk hasil sensus 2021 sebanyak 5,6 juta jiwa.
Sankt-Peterburg adalah pusat industri, ilmu, dan budaya yang penting serta mempunyai industri mesin, besi, baja, kimia, dan pangan. Kota ini telah mempunyai sistem kereta bawah tanah sejak tahun 1955.
Sankt-Peterburg dikenal sebagai “Ibu Kota Budaya Rusia” (bahasa Rusia: Столица русской культуры) dan menerima lebih dari 15 juta wisatawan pada tahun 2018, dan dianggap sebagai pusat ekonomi, ilmu, budaya, dan pariwisata penting di Rusia dan Eropa Timur. Di zaman modern, kota ini memiliki julukan “Ibu Kota Utara” (bahasa Rusia: Северная столица) dan berfungsi sebagai rumah bagi beberapa badan pemerintah federal seperti Mahkamah Konstitusi Rusia dan Dewan Heraldik Presiden Federasi Rusia. Ini juga merupakan kursi untuk Perpustakaan Nasional Rusia dan lokasi yang direncanakan untuk Mahkamah Agung Rusia, serta rumah bagi markas besar Angkatan Laut Rusia dan Distrik Militer Barat dari Angkatan Bersenjata Rusia.
Museum Sankt-Peterburg merupakan Situs Warisan Dunia UNESCO. Sankt-Peterburg adalah rumah bagi Ermitáž, salah satu museum seni terbesar di dunia, Lakhta Center, gedung pencakar langit tertinggi di Eropa dan merupakan salah satu kota tuan rumah Piala Dunia FIFA 2018.
Penulis pernah melakukan perjalanan ke Eropa Timur dengan tujuan awal di Kota Berlin, menjumpai kawasan hampir sama dengan Berlin bagian taman di Kota Saint Petersburg. Dengan kawasan tertata begitu indah, tidak berlebihan Saint Petersburg memang menjadi tujuan wisatawan. (bersambung)