Kata dia, mereka sudah iuran, persiapan lama, latihan, tapi malam ini dipotong begitu saja. Walaupun sempat terjadi upaya negosiasi antara pihak panitia dan kepolisian.
“Panitia meminta kelonggaran waktu agar acara bisa dilanjutkan setidaknya sampai seluruh peserta tampil. Namun, permintaan itu ditolak mentah-mentah. Ada nego supaya dilanjut, tapi jawabannya tidak boleh,” jelas Kepala Desa.
Warga yang belum sempat tampil, terutama 12 peserta terakhir, mengaku kecewa berat. Banyak yang sudah mempersiapkan penampilan mereka selama berminggu-minggu, bahkan ada yang mendatangkan dukungan keluarga dari luar daerah.
Kekecewaan ini meninggalkan pertanyaan besar di benak warga: apakah aturan izin harus benar-benar dijalankan tanpa toleransi, ataukah aparat seharusnya memberikan kelonggaran demi menghargai jerih payah dan partisipasi masyarakat.
Bagi warga Sumberagung, malam itu akan selalu diingat sebagai momen ketika semangat gotong royong mereka terhenti di tengah jalan, bukan karena kekurangan dukungan, melainkan karena batas waktu yang tak bisa dinegosiasi.
Saat dikonfirmasi kepada pihak kepolisian melalui seluler, akan tetapi belum ada respon sampai berita ini diturunkan. (*)