Kebun Raya Mangrove Surabaya Masuk Jaringan WMC dan BGCI

Kebun Raya Mangrove Surabaya Masuk Jaringan WMC dan BGCI
Selain menerima penghargaan dari BRIN, Workshop Nasional dalam rangka peringatan HUT ke-2 KRM Surabaya juga diwarnai peluncuran buku sejarah mangrove Surabaya.

SURABAYA (Wartatransparansi.com) – Meski masih berusia dua tahun, Kebun Raya Mangrove (KRM) Surabaya mencatatkan prestasi membanggakan di level internasional. Kawasan konservasi ini telah masuk jaringan menjadi bagian dari dua organisasi dunia, yaitu World Mangrove Center (WMC) dan Botanic Gardens Conservation International (BGCI).

Untuk merayakan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-2, Pemkot Surabaya menyelenggarakan berbagai kegiatan edukatif dan rekreatif pada 26-27 Juli 2025. Kegiatan selama dua hari ini dipusatkan di kawasan KRM Gunung Anyar, dan Rungkut Surabaya.
Kegiatan ini diawali dengan acara Workshop Nasional bertema ‘Kebun Raya Mangrove Surabaya Kurangi Emisi Karbon dan Mendukung Ketahanan Pangan untuk Negeri’, pada Sabtu (26/7/2025).

Workshop dibuka oleh Wakil Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Laksamana Madya TNI (Purn) Amarulla Octavian, Deputi Pemanfaatan Riset dan Inovasi BRIN, R. Hendrian, Direktur Rehabilitasi Mangrove Kementerian Kehutanan (Kemenhut) Ristianto Pribadi, dan Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi.

Tak hanya itu, pada momen HUT ke-2 ini, KRM Surabaya juga menerima piagam penghargaan dari Deputi Pemanfaatan Riset dan Inovasi BRIN. Penghargaan ini diberikan oleh BRIN atas dedikasi dan upaya yang membanggakan dalam mengembangkan KRM Surabaya.

Hendrian juga mengatakan bahwa peluang keterlibatan Indonesia dalam World Mangrove Center (WMC) sangat besar. Hal itu karena Indonesia memiliki luas hutan mangrove terbesar di dunia.

“Sebagaimana disampaikan oleh Direktur Rehabilitasi Mangrove, saya kira keterlibatan Kebun Raya Mangrove Surabaya harus dilihat sebagai peluang yang sangat baik, bukan hanya bagi KRM Surabaya, tetapi juga bagi Indonesia,” ujarnya.

Selain menjadi bagian dari WMC, Hendrian menyebut bahwa KRM Surabaya juga secara resmi masuk sebagai anggota organisasi dunia BGCI. Dengan demikian, pada usia ke-2 ini, KRM Surabaya telah masuk ke dalam dua platform internasional.

“Jadi di momen ke-2 tahun ini, ada dua platform internasional yang sudah melibatkan Kebun Raya Mangrove Surabaya. Yakni, World Mangrove Center (WMC) Botanic Gardens Conservation International (BGCI),” tegasnya.

Menurut Hendrian, keterlibatan KRM Surabaya dalam forum internasional bukan hanya mewakili Kota Surabaya, tetapi juga Indonesia. Oleh karena itu, BRIN berharap peluang ini bisa dimanfaatkan Pemkot Surabaya sebaik mungkin.

“BRIN sebagai pembina kebun raya di Indonesia tentu berharap, kesempatan ini dapat dimaksimalkan oleh Pemkot Surabaya dan KRM, untuk membawa nama Indonesia ke panggung dunia,” katanya.

Pada momen ini, Hendrian juga mengapresiasi kemajuan KRM Surabaya dalam dua tahun terakhir. Menurutnya, Pemkot Surabaya melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP), telah berhasil mengubah kawasan mangrove menjadi lebih optimal dalam waktu singkat.

“Luas lahan terbangun dan termanfaatkan saat ini sudah cukup luas. Ini merupakan salah satu prestasi yang layak diapresiasi,” ujar Hendrian.

Di samping itu, dari segi infrastruktur dan pengunjung, ia menilai bahwa KRM Surabaya juga menunjukkan kemajuan yang membanggakan. Baginya, keberhasilan KRM Surabaya ini bukan hanya dari sisi infrastruktur, tetapi juga keterlibatan aktif dalam jejaring kerja sama internasional.

“Nah, semua prestasi itu, kami catat, kami amati, dan kami menyimpulkan bahwa Kebun Raya Mangrove Surabaya memang layak untuk mendapatkan apresiasi dan catatan yang istimewa,” katanya.

Hendrian pun menggarisbawahi bahwa meski baru berusia dua tahun, capaian KRM Surabaya telah melampaui ekspektasi. Kolaborasi antara Pemkot Surabaya dengan berbagai pihak, dinilai menjadi kunci keberhasilan dalam pengelolaan kawasan konservasi ini.

Editor: Wetly