Kebun Raya Mangrove Surabaya Masuk Jaringan WMC dan BGCI

Kebun Raya Mangrove Surabaya Masuk Jaringan WMC dan BGCI
Selain menerima penghargaan dari BRIN, Workshop Nasional dalam rangka peringatan HUT ke-2 KRM Surabaya juga diwarnai peluncuran buku sejarah mangrove Surabaya.

“Sekali lagi saya mengucapkan apresiasi dan terima kasih kepada Pemkot Surabaya, khususnya kepada Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) atas prestasi ini,” imbuhnya.

Sedangkan Direktur Rehabilitasi Mangrove Kementerian Kehutanan (Kemenhut) RI, Ristianto Pribadi menyampaikan bahwa memasuki usia ke 2 tahun bagi KRM Surabaya adalah capaian yang luar biasa. Karena itu, ia mengharapkan KRM Surabaya ke depan dapat menjadi pusat pengetahuan mangrove dunia.

“Nah, Kebun Raya Mangrove Surabaya ini harapannya akan menjadi perpustakaan mangrove dunia. Karena Kebun Raya Mangrove (Surabaya) ini sekarang sudah memiliki 74 spesies mangrove, dan itu sangat sulit,” katanya.

Menurutnya, upaya pelestarian dan pengembangan KRM yang dilakukan Pemkot Surabaya telah membuka jalan bagi pengakuan internasional. Ia pun menilai KRM Surabaya sebenarnya telah menjadi perpustakaan mangrove terbaik saat ini.

“Sehingga ke depan ini akan terus kami dorong, tentunya Kementerian Kehutanan bersama Pemerintah Kota Surabaya akan selalu bersama-sama mengembangkan terus Kebun Raya Mangrove di Surabaya ini,” imbuhnya.

Sementara itu, Wali Kota Eri Cahyadi menyampaikan rasa syukur atas bimbingan dan dukungan dari BRIN dan Kemenhut RI. Ia menilai keanggotaan KRM di BGCI menjadi motivasi bagi pemkot untuk terus menjaga dan mengembangkan kawasan konservasi mangrove.

“Kami bisa mendapatkan keanggotaan secara internasional, ini menjadi penyemangat kami agar KRM menjadi perpustakaan mangrove dunia dan pusat pengurangan karbon,” ujarnya.

Eri juga mengungkapkan bahwa pengembangan KRM Surabaya ke depan akan difokuskan pada ketahanan pangan dan pengurangan emisi karbon. Nah, salah satu langkah konkret dalam mendukung program ketahanan pangan itu adalah dengan menggandeng BRIN dalam riset pengembangan silvofishery di kawasan tersebut.

“Kami juga mengembangkan silvofishery, kolaborasi antara mangrove dan perikanan serta tambak sekitar. Ketika alam dijaga, Surabaya akan menjadi kota yang bersih dan tenang,” tuturnya.

Dia pun mengapresiasi peran dan dukungan semua pihak dalam pengembangan Kebun Raya Mangrove. Seperti di antaranya United Tractors, Wahana Visi Indonesia, Bumi Bhakti Foundation dan stakeholder terkait yang terus mendukung pengembangan KRM Surabaya.

“Selalu saya katakan bahwa Surabaya berubah, khususnya di Kebun Raya Mangrove ini bukan karena wali kotanya, tapi karena seluruh warga Kota Surabaya, karena semua pihak dan semua elemen itu bersatu,” tegasnya.

Ia berharap sinergi dan kolaborasi yang telah terjalin ini terus terjaga dan mampu membawa nama KRM Surabaya ke kancah internasional sebagai simbol keberhasilan pelestarian lingkungan kota.

“Saya matur nuwun sanget (terima kasih banyak) kepada semuanya. Semoga kolaborasi ini, sinergi ini, bisa menjadikan Kebun Raya Mangrove dikenal secara internasional dan bisa menjaga alam yang ada di Surabaya,” tukasnya.

Selain menerima penghargaan dari BRIN, Workshop Nasional dalam rangka peringatan HUT ke-2 KRM Surabaya juga diwarnai peluncuran buku sejarah mangrove Surabaya, pelepasan burung endemik, serta penyerahan bantuan bibit mangrove. (*)

Editor: Wetly