Pemkot Kenalkan Identitas Visual Baru Surabaya City of Heroes

Pemkot Kenalkan Identitas Visual Baru Surabaya City of Heroes
Pemkot Surabaya secara resmi memperkenalkan identitas visual terbarunya, yakni “Surabaya City of Heroes", terdiri dari logo dan slogan.

“Kami sangat memahami bahwa patung Suro dan Boyo punya tempat khusus dalam hati warga Surabaya. Itu adalah simbol sejarah, keberanian, dan jati diri Kota Surabaya,” tegasnya.

Tujuan utama dari identitas Surabaya City of Heroes adalah menyatukan semangat historis dengan arah kemajuan dalam satu visual yang bisa dikenali dan dibanggakan bersama. Filosofi utamanya adalah bahwa Surabaya tumbuh dari semangat warganya yang saling menguatkan dan tidak berhenti bergerak maju.

“Logo Surabaya City of Heroes memiliki makna simbolik, huruf “S” mewakili Surabaya. Api melambangkan semangat warga yang terus menyala, bentuk pusaran menggambarkan arah gerak, kebersamaan, dan kemajuan kota. Logo ini bukan sekadar visual, tapi ajakan untuk bergerak bersama dan memberi dampak positif sebagai warga kota,” pungkas Hidayat Syah.

Identitas visual ini akan digunakan untuk komunikasi resmi Pemerintah Kota Surabaya, terutama dalam kegiatan publik, promosi kota, media sosial, dan kampanye sosial budaya. Hidayat juga menyampaikan bahwa logo dan slogan Surabaya City of Heroes telah resmi dicatatkan di Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual Kementerian Hukum dan HAM RI sebagai karya cipta pada tanggal 7 Juni 2025, menjamin legalitas penggunaannya.

“Proses pembuatannya difasilitasi oleh Asosiasi Desainer Grafis Indonesia (ADGI) Surabaya dan dijalankan secara profesional,” terangnya.

Hidayat menambahkan, proses pembuatan logo juga melibatkan akademisi, birokrat, dan praktisi desain. Melalui seleksi terbuka, tiga desainer terpilih untuk mengembangkan konsep, dibekali dengan input strategis mengenai arah pembangunan kota dan latar sejarah Surabaya, termasuk dialog langsung dengan Wali Kota untuk menyelaraskan visi.

“Setelah proses perancangan, dilakukan pengecekan menyeluruh terhadap kemungkinan kesamaan visual melalui pencarian citra, pengecekan di situs resmi DJKI, dan basis data internasional WIPO,” imbuhnya.

Hasil akhir identitas visual kemudian diturunkan dalam bentuk dokumen panduan resmi untuk penggunaan yang konsisten.“Seluruh proses ini dirancang untuk berjalan secara kompeten, beretika, dan dapat dipertanggungjawabkan, baik dari sisi desain maupun makna,” tutup Hidayat.(*)

Editor: Wetly