Ia mencontohkan minimnya pemahaman orang tua tentang asupan gizi, atau rendahnya partisipasi warga dalam layanan Posyandu. Maka edukasi digencarkan. Sosialisasi berulang kali dilakukan.
“Orang tua didorong aktif membawa balita ke posyandu. Kesadaran publik harus terus dibangun,” ujarnya.
Hasilnya mulai terlihat. Berdasarkan data bulan timbang 2024, prevalensi stunting di Kabupaten Kediri menurun ke angka 7,9 persen. Angka ini jauh di bawah rata-rata nasional dan menjadi modal kuat menuju zero stunting.
“Mas Bupati selalu menekankan, jangan sampai angkanya naik lagi. Kita jaga bersama, kita kawal bersama,”kata Dewi
Penghargaan ini menempatkan Kabupaten Kediri di posisi tiga besar Jawa Timur, sejajar dengan daerah-daerah yang lebih dulu dikenal sebagai pelopor inovasi layanan dasar.
Bagi Mas Dhito, stunting bukan sekadar persoalan statistik. Tapi cerminan masa depan sebuah generasi.(*)