banner 728x90

Pekan Depan, Pemkot Surabaya Mulai Sweeping Jam Malam Anak

Pekan Depan, Pemkot Surabaya Mulai Sweeping Jam Malam Anak
Wali Kota Eri Cahyadi menyoroti maraknya anak-anak yang berkeliaran di malam hari tanpa pengawasan, seperti berkumpul di taman atau berkendara tidak aman.

Kebijakan jam malam ini akan difokuskan pada penyisiran di ruang publik terbuka, seperti taman dan jembatan. Anak-anak yang ditemukan berkeliaran tanpa pengawasan akan dijemput dan diantar pulang. Orang tua mereka juga akan didokumentasikan sebagai bentuk peringatan dan edukasi.

“Jika ada anak-anak di kafe atau tempat nongkrong lewat jam 10 malam tanpa orang tua, apakah orang tua mereka tidak mencari? Nah ini tidak masuk akal.kecuali anak tersebut sedang belajar atau les,” tuturnya.

Karena itu, pendekatan yang dilakukan bukan semata-mata mata kekerasan, melainkan upaya penyadaran melalui pendekatan psikologis. Pemkot Surabaya akan melibatkan psikolog dari perguruan tinggi untuk membina anak-anak yang terjaring ilmu sapu bersih.

“Bagi anak-anak yang terjaring menyapu, Pemkot Surabaya sudah menyiapkan program pelatihan. Kalau sudah ditangkap, kita tanya sama orang tuanya, mau diapakan anak ini? Apakah butuh pelatihan psikologi?,” jelasnya.

Anak-anak yang terjaring sweeping akan menjalani pelatihan selama 7 hari di Rumah Perubahan, lengkap dengan pendampingan psikolog. Selain itu, Pemkot Surabaya juga menyediakan fasilitas pendidikan melalui Rumah Ilmu Arek Surabaya (RIAS) bagi anak-anak dari keluarga yang kurang mampu dan menghadapi kendala biaya pendidikan formal. Program RIAS ini memang dirancang khusus untuk memastikan setiap anak Surabaya memiliki kesempatan yang sama untuk belajar.

“Saya ingin mengubah Surabaya dengan budaya areknya, dan itu bisa. Kita tidak akan menyelesaikan masalah dengan kekerasan, tapi dengan menyentuh akarnya,” imbuhnya. (*)

Editor: Wetly