Kediri  

Usai Menang Olimpiade, Mahasiswa Teknik Mesin UNP Kediri Patungan untuk Berbagi Karya

Usai Menang Olimpiade, Mahasiswa Teknik Mesin UNP Kediri Patungan untuk Berbagi Karya
Delapan mahasiswa Teknik Mesin UNP Kediri berpose bersama mesin pengaduk petis otomatis karya mereka yang berhasil meraih juara pertama dalam Olimpiade Mahasiswa Teknik 2025. (Foto: Moch Abi Madyan)

KEDIRI, WartaTransparansi.com – Bukan hanya sekadar menang lomba, delapan mahasiswa Teknik Mesin Universitas Nusantara PGRI (UNP) Kediri membuktikan bahwa inovasi bisa langsung menyentuh rakyat.

Setelah menyabet juara pertama dalam Olimpiade Mahasiswa Teknik, mereka sepakat bakal menghibahkan karya mereka yakni sebuah mesin pengaduk petis otomatis kepada pelaku UMKM di Kelurahan Ngampel. Dana pembuatan alat senilai jutaan rupiah pun mereka kumpulkan dari kantong sendiri.

” Dana sebesar Rp7 juta berasal dari patungan delapan anggota kelompok. Kami buat dengan inisiatif sendiri, dan dari awal memang ingin langsung bermanfaat untuk masyarakat,” kata kordinator tim Mohamad Dany Ibrahim, Jumat 20 Juni 2025.

Mahasiswa UNP Kediri yang akrab disapa, Deny mengatakan mesin tersebut merupakan buah riset dua bulan yang dimulai pada Mei 2025. Alat ini dirancang untuk menggantikan proses manual pembuatan petis yang selama ini masih mengandalkan spatula dan tenaga manusia. Disinyalir produksi manual menguras tenaga dan waktu. Dari sana tim mahasiswa prodi teknik mesin UNP Kediri itu pun berpikir membuat alat bantu yang lebih efisien.

Dengan kapasitas produksi 15 kilogram, mesin pengaduk pasta kental yang terbuat dari sari ikan, atau udang ini dilengkapi sistem transmisi otomatis, pengatur suhu, serta timer. Prototipe diklaim mampu bertahan hingga sepuluh tahun jika dirawat secara rutin.

Mereka sepakat untuk menghibahkan mesin itu kepada salah satu warga bernama Ibu Amanah, pelaku UMKM petis di Kelurahan Ngampel, Kecamatan Mojoroto kota Kediri yang menjadi inspirasi skripsi mereka.

“Ini bukan sekadar proyek tugas akhir, tapi bentuk kontribusi nyata kami,” imbuhnya.

Dalam pengerjaan alat, tiap anggota memiliki peran tersendiri mulai dari desain rangka, penghitungan daya dan transmisi, hingga kelistrikan dan pengujian struktur. Beberapa kendala teknis, terutama pada sistem tenaga, sempat mereka alami. Namun berkat bimbingan dosen, semua dapat diatasi.

Penulis: Moch Abi Madyan