Benih biofortifikasi yang digunakan saat ini ada pada varietas IPB 9G dan IPB 15S, yang terbukti kaya akan kandungan mikronutrien dan tahan terhadap perubahan iklim maupun serangan hama. Namun, ekosistem ini juga terbuka untuk pengembangan dan uji coba varietas biofortifikasi lainnya.
Selama proses budidaya, para petani didampingi oleh tim teknis PAI melalui pendekatan PPAI Teknologi yang mencakup intervensi di 10 tahapan budidaya padi. Pendekatan ini membantu meningkatkan produktivitas, efisiensi penggunaan input, dan ketahanan terhadap perubahan iklim.
Selain itu, budidaya Sunwangi mengusung prinsip Low Carbon Agriculture, sehingga rendah emisi, ramah lingkungan, dan menghasilkan produk akhir yang memiliki dampak positif terhadap pencegahan stunting pada bayi.
“Di sisi hulu saat panen tiba, beras langsung diserap oleh Bulog dengan harga yang menguntungkan,” lanjut Kukuh.
Bupati Ipuk Fiestiandani mengatakan, ekosistem industrialisasi ini berbasis kolaborasi, teknologi, dan data. Selain menghasilkan beras bernutrisi berkualitas yang harganya terjangkau, ekosistem ini juga turut mengedukasi dan meningkatkan kesejahteraan petani.
“Petani Banyuwangi tidak hanya mendapat ilmu penerapan teklonogi pertanian dari yang kompeten di bidangnya, tetapi juga meningkatkan kesejahteraan mereka karena padi yang dihasilkan langsung diserap oleh Bulog dengan harga yang sesuai,” kata Ipuk. (yin/ais)