“Kami dari Komisi C itu mempertimbangkan kinerja lantaran ada anak Perusahaan BUMD itu yang sampai kolaps. Apakah hal seperti itu harus dipertahankan? Kinerja-kinerja perusahaan tersebut harus diperbaiki, mulai sumber daya manusianya, sistemnya dan instrument lainnya,” ujarnya.
Sebelum meminta penambahan modal, Adam meminta BUMD-BUMD tersebut melaporkan apa yang sudah mereka kerjakan. Dari situ kemudian DPRD Jatim mengetahui rencana bisnis mereka.
“Dari laporan itu, kami bisa menilai mereka layak atau tidak mendapatkan tambahan modal. Kalau rencana bisnis mereka tidak jelas, kenapa kita harus menambah modal. Perbaiki dulu sistemnya, manajemennya dan SDM-nya,” sebutnya.
Mengenai keluhan BUMD mengenai alat yang mereka miliki sudah ketinggalan dibanding punya swasta, sehingga dalam beberapa hal mereka sulit bersaing, Adam justru balik mempertanyakan apa yang mereka lakukan saat BUMD-BUMD itu mengalami surplus.
“Kemarin ke mana saja saat surplus? Kenapa tidak ada pembiayaan maintenance, kenapa tidak mereka tidak berpikir jangka panjang, bahwa setiap tahun, setiap periode, mesin itu harus selalu diperbarui. Kenapa baru sekarang dengan kondisi yang tidak baik-baik saja, baru kemudian membanding-bandingkan dengan perusahaan lain yang sudah modern?” tanya Adam.
Adam menjelaskan, bahwa melalui rapat Banmus hari ini kami mencoba untuk memperbaiki kondisi BUMD-BUMD tersebut melalui tiga hal, yakni kinerjanya, manajemennya dan sumber daya manusianya. (*)