Daya tarik Surabaya Vaganza kali ini tidak hanya memikat warga lokal, tetapi juga menarik perhatian wisatawan mancanegara.
Eri menjelaskan bahwa Pemerintah Kota Surabaya terus berupaya membangun kota dengan mengedepankan kebersamaan dan inklusivitas, serta menjalin hubungan baik dengan berbagai konsulat jenderal negara sahabat.
“Ini adalah bukti nyata keberhasilan keberagaman dan kebudayaan yang menyatukan Surabaya,” tegasnya.
Mengenai pemilihan tema dongeng rakyat, Eri menekankan tujuannya untuk memperkenalkan kembali kekayaan cerita legenda Surabaya kepada warganya, terutama generasi muda. Ia berharap warga Surabaya lebih mengenal sejarah dan budaya kotanya sendiri, seperti kisah Sawunggaling, daripada hanya mengetahui dongeng dari negara lain.
“Jangan sampai kita melupakan sejarah dan budaya kita sendiri. Tema cerita rakyat ini saya angkat sebagai pengingat akan hal tersebut,” tandasnya.
Melihat antusiasme masyarakat yang tinggi setiap tahunnya, Eri optimistis bahwa Parade Surabaya Vaganza memiliki potensi besar untuk masuk dalam Kalender Event Nasional (KEN).
“Kami pasti akan mendaftarkannya kembali. Untuk masuk KEN, karena itu bergantian. Setelah Rujak Uleg, InsyaAllah giliran Parade Surabaya Vaganza yang akan kita ajukan tahun depan,” tambahnya.
Terakhir, Eri menyampaikan bahwa tema Surabaya Vaganza akan terus dieksplorasi setiap tahunnya. Tujuannya adalah untuk memberikan pengalaman yang berbeda dan menarik bagi masyarakat serta dapat menarik lebih banyak wisatawan, khususnya dari mancanegara. (*)