Kediri  

Dentuman Punk di Kediri, March of the Apocalypse Bangkitkan Solidaritas Jalanan

Dentuman Punk di Kediri, March of the Apocalypse Bangkitkan Solidaritas Jalanan
Vokalis Antiphaty, Catur Guritno, saat tampil membawakan lagu Mati di acara March of the Apocalypse di kawasan Kelurahan Pakelan Kecamatan kota Kediri. (Foto : Moch Abi Madyan)

KEDIRI (WartaTransparansi.com) – Suasana Kota Kediri, Minggu malam kemarin, dipenuhi dentuman musik cadas dan teriakan semangat perlawanan khas punk. Acara bertajuk March of the Apocalypse menjadi penanda bahwa api solidaritas dan perlawanan di skena musik bawah tanah Kediri belum juga padam.

Digelar di salah satu titik alternatif di kawasan Kelurahan Pakelan, Kecamatan kota Kediri. Event musik underground ini berhasil menyedot perhatian pecinta musik punk dari berbagai daerah. Sejumlah band punk lokal hingga luar kota tampil silih berganti membakar semangat penonton dengan lagu-lagu bertema kritik sosial, kebebasan berekspresi, hingga isu lingkungan.

Di antara band yang tampil, tercatat nama-nama seperti Antiphaty asal Malang, sleeping police dari Sidoarjo, serta sepuluh band punk asal Kediri yang berhasil memanjakan kuping, dan memanaskan suasana sejak sore hingga malam hari.

“Event ini bukan cuma soal musik keras, tapi juga ruang buat anak-anak muda dan komunitas punk bersuara soal kondisi sosial di sekitar mereka. Kediri butuh lebih banyak ruang kreatif kayak gini,” kata Yohanes Yuli Hariadi, panitia acara sekaligus salah satu dedengkot skena punk Kediri, Minggu 18 Mei 2025.

Selain pertunjukan musik, acara juga dimeriahkan dengan lapak merchandise, hingga diskusi ringan seputar pentingnya menjaga kebebasan berekspresi dan solidaritas antarkomunitas.

Penulis: Moch Abi Madyan