Dikatakannya, pelatihan akan berlangsung selama 10 hari hingga 19 Mei 2025 dan ditutup dengan lima hari program magang. Tambahan program magang ini menjadi inovasi baru tahun ini, guna memperkuat keterampilan praktis peserta.
“Dari 383 pendaftar yang ikut seleksi, hanya 25 peserta terbaik yang lolos terdiri dari 20 peserta umum dan 5 dari Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI). Mereka dianggap memiliki potensi dan semangat tinggi untuk menyerap ilmu dan praktik digital marketing,”urainya.
Lanjutnya, tak hanya fokus pada kemampuan teknis, peserta juga diarahkan untuk membangun jaringan dan komunitas digital marketing yang diharapkan terus hidup meski pelatihan berakhir. Dengan jaringan yang kuat, mereka bisa saling support dan terus berkembang.
Pihaknya berharap, pemanfaatan DBHCHT ini menjadi bukti nyata bahwa cukai hasil tembakau juga bisa kembali ke masyarakat dalam bentuk pemberdayaan ekonomi. Ke depan, Disnaker berkomitmen untuk melanjutkan program-program serupa agar semakin banyak tenaga kerja terampil yang lahir dari Kabupaten Blitar. (*)