14 IPS
1. NO 02 – 51,8 %
2. NO 01 – 21,3 %
3. NO 03 – 19,2 %
15 CSIS
1. NO 02 – 43,7 %
2. NO 01 – 26,1 %
3. NO 03 – 19,4 %
16 TPN GAMA
1. NO 02 – 41,1 %
2. NO 03 – 37 %
3. NO 01 – 21,7 %
17 SPIN
1. NO 02 – 50,9 %
2. NO 03 – 23,5 %
3. NO 01 – 18,9 %
Subhanallah, dari 17 lembaga survei tersebut, ternyata hanya dua yang memenangkan 02 di atas 50 persen. Artinya, margin eror dari ke-17 lembaga survei tersebut di atas nol persen (kalau saya konotasikan margin eror lebih tinggi dari perolehan 02. Maaf, saya bikin istilah sendiri ha ha ha). Sebab selama ini, masyarakat cenderung mengatakan bahwa lembaga survei bohong, tidak akurat, dibeli/dibayar 02, dsb (karena tidak memihak selain 02 dan selalu memenangkan 02). Sementara dari perhitungan Quick Count, Paslon 02 menang antara 57-58 persen.
Setelah selesai penghitungan suara untuk pemilihan presiden, saya mencoba melihat di TPS tempat saya mencoblos. Hasilnya sungguh sangat mengejutkan, Paslon 02 memenangkan pemilihan dengan angka di atas 50 persen.
Kemudian saya cek di dua TPS lain yang masih satu RT. Hasilnya sama, 02 menang di atas 50 persen. Bahkan satu RW pun hasilnya sama. Tidak berhenti sampai di situ, di kampung kelahiran saya di Lamongan juga saya cek. Hasilnya sama. Bahkan, informasi dari kepala Desa, Jatirenggo, Glagah, Lamongan, yang terdiri dari 6 TPS, 02 unggul 85 persen. Dan, hasil ini ternyata mencerminkan suara seluruh kabupaten/kota di Jatim.
Mengapa Tidak 01 atau 03
Subhanallah, ternyata semua sudah diatur oleh Allah. Mungkin kita bertanya-tanya, kenapa Paslon 01 tidak terpilih? Sudah menjadi rahasia umum, bahwa Muhaimin Iskandar pernah berkhianat dengan KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dengan mendirikan PKB menandingi Gus Dur. Tampaknya Gusti Allah tidak rela hamba-Nya (Gus Dur) disakiti.
Di samping itu, Allah Swt menyelematkan Indonesia dari faham Islam garis keras, Islam radikal, Hizbut Tahrir dengan khilafahnya, yang pernah aktif di Indonesia dan pernah mendukung Anis di Pilgub DKI, serta From Pembela Islam (FPI) yang suka main hakim sendiri. Semua itu kini kembali ikut ambil bagian mendukung Anis menjadi Presiden. Sementara itu, ulama nahdliyin yang moderat akan jadi bulan-bulanan, sedangkan ulama Nahdliyin ‘garis lurus’ akan berkibar.
Lalu, kenapa tidak 03? Ya, hampir sama seperti 01. Seperti diketahui, di belakang Ganjar-Mahfud ada Megawati. Sosok perempuan yang sangat berperan dalam penggulingan Gus Dur dari kursi kepresidenan. Lagi-lagi Allah Swt tidak rela kepada mereka yang mengkhianati Gus Dur menuai sukses.
Sementara itu, beberapa hari menjelang hari tenang, beredar film ‘Dirty Vote’ yang provokatif yang menghujat habis-habisan pemerintahan Jokowi (mereka bilang rezim Jokowi). Film ini diharapkan bisa menurunkan elekbilitas pasangan 02 yang didukung Jokowi. Eh, nggak tahunya malah jadi sebaliknya. Masyarakat justru merasa gerah dengan hujatan tersebut, dan malah beralih haluan dari 03 ke 02.
Konyolnya lagi, ternyata belakangan diketahui bahwa tiga aktor dalam Dirty Vote menjadi anggota tim reformasi hukum di bawah Kemenko Polhukam yang Ketua Pengarahnya adalah Mahfud MD. Ketiga orang tersebut adalah, Bakti Tri Susanti, Zainal Arifin Mukhtar, dan Feri Amsari. Sutradaranya, Dandhy Dwi Laksono. Sudah lama jadi pendukung berat separatis Papua. Dia sangat anti TNI dan sangat benci Prabowo.
Kalau Prabowo, yang mantan militer dan punya komitmen penuh terhadap kedaulatan NKRI, jadi Presiden, habislah gerombolan separatis Papua tersebut. Karena Dandhy ikut berkampanye kotor untuk menfitnah Prabowo. Info ini A1 dan bisa dicek dan cross check ke aparat keamanan TNI dan Polri. Ia pernah ditahan beberapa tahun karena gerakan sparatisme.
Sambut Kemenangan 02
Terus terang, dalam Pemilu ini saya bukan pendukung Capres Prabowo-Gibran, dan tidak mencoblos Paslon 02 tersebut. Apalagi sebagai tim sukses atau buzzer 02. Sungguh jauh dari itu semua. Tapi saya menerima kekalahan ini dengan legawa. Mari kita sambut kemenangan Prabowo-Gibran dengan suka cita. Kita hilangkan rasa iri dengki, dendam dan hasut.
Mengakui kekalahan, jauh lebih gentle, daripada ngotot bilang curang, penuh intimidasi, aparat tidak netral, pemilu diulang, politik uang, kartu suara tercoblos, tidak sesuai syariat Islam, tidak demokratis,dholim, quick qount dikondisikan dan dibeli, KPU tidak netral, dsb. Marilah kita laporkan kecurangan itu ke pihak yang berwajib. Jangan hanya koar-koar di Medsos.
Saya jadi ingat ketika Jokowi menang, juga mengalami nasib seperti ini. Namun, ketika diadakan sayembara bahwa siapa yang bisa membuktikan adanya kecurangan akan mendapatkan hadiah Rp 1 M, hingga kini juga belum ada yang bisa membuktikan.
Mengutip pernyataan Adi Prakoso, Ketua Projo Bandung, saat ini sudah tidak ada lagi pendukung 01, 02, dan 03. Mari kita bersatu untuk mewujudkan Indonesia emas 2045. Senada dengan ini, Ketua PW NU Bali juga meminta masyarakat, khususnya warga Nahdliyin menerima hasil pemilu 2024 dengan legawa, siapa pun pemenangnya. Menurut dia, bersatu memajukan Indonesia lebih penting ketimbang memikirkan pemilihan presiden (Pilpres) yang baru saja selesai.
Terakhir, marilah kita sama-sama berdoa, semoga negara kita tetap aman, tentram, gemah ripah loh jinawi, menjadi negara yang baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur.
Semoga apa yang kita khawatirkan dan kita tuduhkan (maaf, bahasa kasarnya kita hujatkan) kepada Paslon 02, tidak menjadi kenyataan. Mudah-mudahan Allah membalikkan semuanya dan menjadi yang terbaik. Amin ya rabbal alamin. (*)