“Pameran ini merupakan kali pertama AlUla menampilkan pemandangan alamnya yang spektakuler, peninggalan arkeologinya yang langka, serta kekayaan warisan budayanya di China, dan pameran ini menampilkan 50 relik budaya yang telah ditemukan dan belum pernah ditampilkan ke hadapan publik sebelumnya,” kata Dr. Abdulrahman Alsuhaibani, Direktur Eksekutif Departemen Arkeologi, Konservasi, dan Koleksi (Archaeology, Conservation and Collections/ACC) di RCU.
Didirikan pada 1925, Museum Istana merupakan museum budaya dan seni kuno terbesar di China yang dibangun berdasarkan istana-istana kekaisaran pada era dinasti Ming dan Qing beserta koleksinya. Sejak 2019, Museum Istana telah melakukan serangkaian pertukaran dan kerja sama dengan departemen dan institusi budaya di Iran dan Arab Saudi, merencanakan sejumlah pameran dengan harapan semua itu dapat menghubungkan peradaban-peradaban penting di sepanjang Jalur Sutra kuno melalui peninggalan budaya.
“Kami berharap dapat bekerja sama dengan museum-museum di dalam dan luar negeri, serta institusi lainnya untuk mengadakan lebih banyak pameran relik budaya guna menampilkan sejarah panjang dan kebudayaan dari berbagai negara, untuk meningkatkan rasa saling memahami dan mendorong pertukaran antarperadaban,” ujar Direktur Museum Istana Wang Xudong. (ant/jun)