MOJOKERTO (WartaTransparansi.com) – Pemkot Mojokerto melalui Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah Perindustrian dan Perdagangan (Diskopukmperindag) menggelar pelatihan rajut bagi 100 peserta warga Kota Mojokerto. Ini merupakan komitmen dan konsisten Walikota Mojokerto, Ika Puspitasari memperkuat ekonomi kreatif dengan melibatkan warganya sebagai pelaku usaha untuk meningkatkan penghasilan yang lebih baik.
Walikota Mojokerto, Ika Puspitasari saat meninjau langsung penutupan pelatihan rajut dengan 100 perserta dari berbagai kelurahan yang menyebar di kota Mojokerto menyebutkan, program ini merupakan salah satu upaya Pemkot Mojokerto untuk memperkuat sektor ekonomi kreatif dalam mempersiapkan Kota Mojokerto sebagai Kota Pariwisata berbasis sejarah dan budaya.
“Kota ini milik warga kota Mojokerto dan kota ini milik kita. Ketika kota kita sudah terbentuk sebagai Kota Pariwisata, jangan sampai warga Kota Mojokerto hanya sebagai penonton dan jangan sampai pelakunya justru banyak dari luar,” tegas Ning Ita, wali kota Mojokerto, saat dikonfirmasi di Rest Area Gunung Gedangan, kota Mojokerto, Jum.at (1/9/2023).
Tidak hanya pelatihan, dalam program ini para peserta juga akan mendapatkan pendampingan, pemberian bantuan modal, hingga pembentukan koperasi, atau dikenal 4P.
“Mudah-mudahan dengan diadakannya pelatihan yang berlangsung selama 3 hari ini, peserta lebih matang dan terampil untuk menghasilkan produk yang banyak kreasi dan berkualitas sehingga layak jual,”harap Ning Ita.
Kepala Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah Perindustrian dan Perdagangan (Diskopukmperindag)
Pemkot Mojokerto, Ani Wijaya menjelaskan pelatihan ini di ikuti sebanyak 100 peserta. Sedangkan pelaksanaan pelatihan untuk merajut disediakan waktu 3 hari dipusatkan di Rest Area Gunung Gedangan, Kelurahan Gunung Gedangan kota Mojokerto.
Dijelaskan pelatihan ini merupakan bagian dari program Inkubasi Wirausaha . Dengan waktu yang cukup diharapkan agar peserta benar-benar matang untuk memiliki keterampilan merajut sekaligus mengembangkan kreasi rajutan untuk berbagai jenis produksinya
Agar pelatihan ini berkelanjutan mencetak peserta menjadi pelaku usaha, lanjut Ani Wijaya, selain peserta diberi pelatihan untuk keterampilan merajut juga ditunjang dengan permodalan serta pembentukan koperasi.
Secara terpisah, salah satu peserta pelatihan, Yuli Astuti (32), mengaku antusias mengikuti kegiatan gratis ini. Ia mengaku baru pertama kali mengikuti pelatihan yang diadakan kota Mojokerto saat ini.
“Memang, ada banyak pilihan. Tapi lebih tertarik ini (pelatihan rajut). Karena bisa dikerjakan dimana saja. Apalagi kalau sudah terbiasa, juga bisa dilakukan dengan kegiatan lain,” ungkap Yuli. Hal senada juga diutarakan warga peserta lain yang kesehariannya sebagai ibu rumah tangga. (*)