SURABAYA (Wartatransparansi.com) – Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas menyapa ribuan jemaat Gereja Mawar Sharon (GMS) Surabaya, Jawa Timur.
Menag didampingi Penasihat DWP Kemenag RI Eny Retno Yaqut dan rombongan. Mereka tiba di gereja yang berlokasi di Rooftop Pakuwon Mall itu sekitar pukul 10. 50 WIB atau seusai jemaat melaksanakan ibadah, Minggu (30/7/2023)
Tampak menyambut Menag, Pastor Philip Mantofa, Dirjen Bimas Kristen Jeane Marie Tulung dan pimpinan Sinode GMS Surabaya.
Di depan ribuan jemaat GMS Surabaya, Menag Yaqut mengatakan bahwa Indonesia milik semua agama. Pesan universal dari semua adalah kasih sayang kepada sesama manusia.
“Kami ingin menyampaikan kepada publik bahwa Kemenag milik semua agama. Yang lebih spesial saya diundang sendiri oleh Pendeta dan saya hadir bersama istri dan Staf Khusus Menteri Agama Abdul Qadir dan Wibowo Prasetyo,” ujarnya kepada wartawan.
“Kami berdua baru merayakan ulang tahun pernikahan ke-20. Dan hari ini kami merayakannya bersama jemaat GMS Surabaya. Ini kali pertama kami merayakan ulang tahun peniikahan di dalam gereja,” sambung Menag disambut aplaus ribuan jemaat.
Disampaikan Menag perayaan ulang tahun ke 20 bersama jemaat GMS Surabaya ini mengandung pesan universal untuk saling menyayangi dan mengasihi sesama.
“Saya bersyukur kehadiran ini sekaligus peresmian yang dilakukan pemerintah untuk GMS Surabaya. Saya ingin berpesan kita umat bergama yang meyakini agama masing-masing dan meyakini agama kita paling benar. Dengan saling menyakini agama masing-masing itulah kita bersaudara, ” tegas Menag.
“Hari ini saya minta kepada jemaat GMS untuk menjadikan saya sebagai saudara. Peberbedan adalah keniscsyaan. Kita hidup pasti dengan segala perbedaan. Ini menunjukkan Tuhan menginginkan kita berbeda. Kita mencari kesamaan dalam perbedaan. Saya yakin jemaat GMS mampu melakukan ini apalagi di bawah kepemimpinan pendeta Philip, ” lanjut Menag.
Menag pun kembali mengingatkan bahwa perbedaan menjadi ciri bangsa Indonesia yang berdiri karena perbedaan suku, bahasa dan agama.
“Ini adalah takdir Indonesia sebagai bangsa dengan masyarakatnya yang majemuk. Kalau ada kelompok yang ingin merusak kebhinekaaan itu berarti dia ingin Indonesia bubar. Kita selalu menginginkan Indonesia tegak berdiri. Pendiri bangsa ini berasal dari berbagai agama. Saya ingin menegaskan negeri ini adalah hak seluruh umat bergama. Tidak boleh ada satu agama menghalangi ibadah umat bergama yang berbeda, ” tegas Gus Men panggilan akrabnya.
Di rumah ibadah GMS dengan kapasitas enam ribu jemaat itu Menag mengajak segenap umat nasrani melawan pihak-pihak yang ingin merusak dan mencegah keberagaman di Indonesia, apalagi sampai mempersulit umat dalam beribadah.
“Kita sudah mengusulkan kepada presiden terkait kemudahan dalam mendirikan rumah ibadah dan saat ini dalam proses harmonisasi yakni salah satu klausul rekomendasi cukup dari Kemenag saja. Kami berharap ini akan mempermudah saudara kita mendirikan rumah ibadah dalam upaya menjaga pluralitas negara ini, ” kata Menag.
“Yang penting bagi kita saling menghargai perbedaan sebagai sumber kekuatan. Selamat atas diresmikannya GMS yang megah ini semoga semakin memperkuat kecintaan kepada Tuhan dan iman,” tutup Gus Men.
Usai menghadiri peresmian GMS dan menyapa jemaat, Gus Men dan rombongan menyempatkan meninjau Buddhayana Culture Expo yang digelar dalam rangka memperingati 100 tahun pelopor kebangkitan Agama Buddha Indonesia di mall Pakuwon Surabaya. (*)