Putri Gus Dur: Jangan Nyantai Seolah Pancasila Terus Eksis

Putri Gus Dur: Jangan Nyantai Seolah Pancasila Terus Eksis

Pancasila, kata Maman, menjadi ideologi tengahan yang digali founding father bangsa Indonesia, Ir Sukarno. Pancasila ditawarkan untuk dapat menggeser paham yang ekstrim kiri dan kanan bahkan primordial ke titik tengah. Sehingga hal-hal yang terlalu ekstrim mendapat titik temu dan menguatkan keberagaman Indonesia.

Danny Ardianto dari Google Indonesia menguatkan penjelasan Maman Wijaya tentang kekhawatiran lunturnya nilai Pancasila akibat kuat dan mudahnya informasi melalui media sosial.

“Google Indonesia (Youtube) terus berpartisipasi dalam berbagai diskursus mengenai kebijakan-kebijakan pemerintah Indonesia. Kami mencoba menghadirkan perspektif lain di ruang digital untuk menguatkan pembudayaan Pancasila,” tegas Danny.
Langkah yang dilakukan Youtube Indonesia dalam rangka ikut menjaga nilai-nilai ke-Indonesian yakni dengan melakukan langkah-langkah mitigasi dengan menyeimbangkan kebebasan dan tanggung jawab.

“Akan dilakukan sensor dengan menghapus konten yang melanggar pedoman. Namun juga memberikan reward bagi konten yang bernilai tinggi sesuai standar. Serta mengurangi penyebaran misinformasi yang berbahaya dan konten beresiko,” imbuh Danny

Sedang Mahendra Duta, seorang konten kreator asal Yogyakarta membeberkan beragam hal yang ada di media sosial. Mulai curhatan pribadi yang sifatnya privat namun diungkap di ruang publik melalui media sosial hingga konten positif.

“Saya juga pernah mengalami periode “kegelapan” itu (membuat konten tidak penting atau privat dan diunggah ke ruang publik). Sekarang sudah sadar dan konten seperti itu ndak bermanfaat. Saya menyadari ternyata ngonten-pun harus membawa prinsip-prinsip luhur (positif).

Dikatakan, revolusi mental yang membawa 3 nilai : integrita, etos kerja, gotong royong dengan menggali kearifan lokal sebenarnya dapat membuat generasi muda menjadi konten kreator yang terkenal,” pungkasnya.(*)