Nyuwun Sewu, Kader Golkar Pasang Baleho

Nyuwun Sewu, Kader Golkar Pasang Baleho
Salah satu baleho calon anggota legislatif dari Partai Golkar

“Yang memiliki sedikit kelonggaran rezeki memasang di bilboard agar juga berkontribusi terhadap pendapatan pajak dan retribusi ke kota Surabaya. Ada juga yang menggerakkan industri rumahan seperti printing dan jasa pasang baliho, ada juga yang hasil urunan warga yang merasa memiliki perjuangan caleg yang bersangkutan dalam meraih mandat rakyat, ” terangnya.

Politusi muda Golkar ini menuturkan, saat ini kondisi masyarakat dalam bidang ekonomi belum pulih, apakah cukup hanya memasang bilboard, baliho maupun banner. Tentunya harus bisa meringankan beban bagi yang kurang mampu.

“Pada puncak HJKS ke-730 nanti, kami juga mendorong seluruh caleg Partai Golkar untuk meringankan beban saudara kita yang sedang dalam kesulitan ekonomi dengan cara berbagi sembako,” ujarnya.

Toni menyatakan, sense of crisis ( kepekaan sosial) adalah modal dasar yang harus dimiliki oleh seluruh kader partai, tanpa kepekaan sosial maka akan terasa sulit untuk mengakselerasikan kehendak rakyat dalam rencana pembangunan kota Surabaya.

“Ada pepatah bijak yang pernah saya dengar, jika ada anggota tubuhmu yang merasakan sakit, itu tandanya kita masih hidup. Namun jika kita merasakan sakit yang dirasakan orang lain, itu tandanya kita masih manusia, ” katanya.

Toni mengaku, ada
sebagian masyarakat ada yang menilai pemasangan baleho itu merusak estetika kota? pihaknya memahami hal itu. Namun demikian Partai Golkar juga memohon maaf mana kala baliho yang terpasang dari caleg partainya mengganggu keindahan kota tercinta ini. Baleho ini juga sebagai apresiasi kecintaanya pada kota Pahlawan ini dan setelah merayakan HUT Surabaya akan dibersihkan kembali.

” Ya, ini hanyalah salah satu ekspresi kecintaan kami terhadap Kota Pahlawan yang telah berusia 730 tahun, setelah 31 Mei 2023 kami akan mengambil dengan sendirinya, ” ungkapnya.

Dia juga berharap pemasangan baliho bisa sedikit berkontribusi terhadap perputaran ekonomi di kota Surabaya. Paling tidak ada warga Surabaya yang mendapatkan penghasilan dari jasa percetakan dan jasa pemasangan, sehingga bisa sedikit ditabung dalam menyongsong kebutuhan daftar ulang sekolah maupun menyekolahkan anaknya pada tahun ajaran baru yang tinggal sebulan lagi. (Sumardji)