80 Tahun Imam Utomo, Menjadi Satrio Pinandito

80 Tahun Imam Utomo, Menjadi Satrio Pinandito
Gubernur Jatim Khiofifah Indar Parawansa dan Ketua PMI Jatim H. Imam Utomo S, yang mantan Gubernur Jatim dua periode, dalam suatu acara penyerahan penghargaan bagi pendonor darah 75 kali di Gedung Negara Grahadi tahun 2022

Oleh Dhimam Abror

Mantan Gubernur Jawa Timur, Imam Utomo, genap berusia 80 tahun. Acara ambal warsa diperingati dengan tumpengan dan doa bersama di Masjid Nurul Iman, Margorejo Indah 14 Mei 2023.

Setelah purna tugas sebagai gubernur, Imam Utomo menghabiskan waktunya sebagai private citizen, orang biasa, yang setiap hari bergaul dengan orang-orang biasa di sekitarnya. Ia mengabdikan hidupnya sebagai Ketua Dewan Pembina Masjid Nurul Iman yang dibangun pada 2002 dan jaraknya kira-kira hanya 50 meter.

Masjid Nurul Iman seolah menjadi padepokan tempat orang berkumpul, beribadah, dan mencari tambahan ilmu agama. Di “Padepokan Nurul Iman’’ itu Imam Utomo didapuk sebagai pandito, sesepuh yang dimintai nasihat oleh berbagai orang dari berbagai kalangan.

Pada 2008, Imam Utomo pensiun dari jabatannya sebagai gubenur. Lengser keprabon, madeg pandito, berhenti dari jabatan kekuasaan dan menjadi sosok pandito, sesepuh yang mengayomi dan mengajarkan kebijakan kepada orang-orang di sekitarnya. Ia membangun masjid dan kemudian menjadikannya sebagai padepokan tempat dia memfokuskan diri untuk beribadah.

Setelah lengser keprabon, Imam Utomo undur diri dari semua aktivitas publik yang bersifat politis. Di berbagai tempat di Indonesia, pensiunan kepala daerah banyak yang memburu jabatan politik dan bergabung dalam partai politik. Banyak di antaranya yang kemudian menjadi anggota legislatif di daerah atau pun di level pusat.

Banyak juga para pemimpin di daerah yang menyiapkan anak dan istrinya untuk melanjutkan jabatan politik yang sudah ditinggalkannya. Banyak sekali gubernur dan kepala daerah yang menyiapkan istrinya ataupun anaknya untuk meneruskan kekuasaan.

Imam Utomo tidak mengambil jalan itu. Dia tidak membangun politik dinasti. Tidak ada anak-anaknya atau istrinya yang dipersiapkan untuk terjun ke dunia politik. Sejak awal anak-anaknya tidak ada yang masuk ke dunia politik praktis maupun masuk ke dunia birokrasi memanfaatkan jabatan orang tuanya. Anak-anak Pak Imam menjadi private citizen, orang biasa, yang bekerja di bidangnya masing-masing secara profesional.

Imam Utomo membangun rumah pribadi di Margorejo Indah, lalu membangun rumah untuk putra-putrinya dalam satu kompleks, dan kemudian membangun masjid untuk melengkapi padepokannya.

80 Tahun Imam Utomo, Menjadi Satrio Pinandito
Ketua PMI Jatim H. Imam Utomo bersama Pengurus Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Kab. Ngawi, usai pelantikan PMI Ngawi, tanggal 13 Mei 2023

Dengan pengalamannya 10 tahun menjadi gubernur–dan berkiprah di bidang mililter mulai dari menjadi Danrem sampai menjadi Pangdam—tidak akan sulit bagi Imam Utomo untuk merebut kursi DPR RI. Partai-partai politik pasti berebutan menawarinya untuk bergabung. Tetapi, Imam Utomo tidak memilih jalan itu. Sebelum menjadi gubernur, Imam Utomo sudah menjadi anggota DPR RI dari fraksi ABRI. Pengalaman politiknya sudah lengkap dan paripurna.

Ia memilih jalan “minandito” menjadi pandito, meninggalkan semua jabatan duniawiah dan berkonsentrasi pada tugas-tugas sosial dan menekuni ibadahnya. Satu-satunya jabatan sosial yang diembannya sampai sekarang adalah menjadi Ketua PMI (Palang Merah Indonesia) Jawa Timur. Melalui PMI, Imam Utomo melanjutkan kiprahnya untuk mengabdi kepada masyarakat dengan membantu mengatasi penderitaan akibat bencana dan penyakit.