Jumat, 29 Maret 2024
29 C
Surabaya
More
    Lapsus“Pasar Rusia” dan “Tuk-Tuk” sebuah Kenangan
    Kambodia Salayang Pandang (3)

    “Pasar Rusia” dan “Tuk-Tuk” sebuah Kenangan

    KAMBODIA (WartaTranspransi.com) – Potret Kambodia selayang pandang ibu kota negara Phnom Penh secara umum seperti Kota Surabaya tahun 2000, tetapi bangunan bertingkat menjulang tinggi sudah cukup banyak. Sedang Sudarsana kebatinan kota seperti Bali karena patung Budha di mana-mana? Bedanya Bali Hindu.

    Di antara kebersamaan keluarga besar PSSI, suatu sore berkesempatan di Pasar Rusia, pasar rakyat dengan barang jualan pakaian, patung, souvenir, perhiasan perak, peralatan kebutuhan rumah tangga dan lain-lain.

    “Saya sudah pernah ke pasar waktu diminta meninjau venus persiapan SEA Ganes terutama sepakbola,” kata Khairul Anam Exco PSSI asal Semarang.

    Salah satu souvenir murah meriah ialah gantungan kunci, dengan model khas Kambodia sudah dibungkus plastik sangat rapih. Kemudian cendera mata berupa simbol negara Kambodia.

    “Alhamdulillah rombongan berkesempatan membeli beberapa barang, hanya untuk mengetahui berapa harganya,” katanya. “Ini gantungan kunci ada yang harganya 7 dolar U$ ada yang 8 dolar U$, atau sama dengan 70 ribu real uang Kambodia,” tambah dia.

    Tetapi karena kami datang sudah hampir pukul 5 sore, ternyata pasar akan ditutup. Ya seperti Pasan Blauran lah, setelah tutup di depan pasar jadi pasar sore untuk penjualan makanan. Bedanya di Blauran tutupnya malam hari, dan di depan banyak penjualan makanan juga.

    Angkutan umum pribadi, hampir didominasi “Tuk-tuk” (sejenis helicak) tetapi lebih modern, atau seperti becak kotor “Kancil” yang pernah akan digunakan di Surabaya, tetapi gagal.

    Saya bersama Nero asisten khusus Prof Efendi Ghozali berkesempatan naik “Tuk-Tuk” dari Phnom Penh Hotel ke Olympic Stadium pada saat menjelang pertandingan semifinal lawan Vietnam.

    Kambodia dengan berbagai kemajuannya, memang menuju metropolitan dengan gebyar tidak kalah dengan kota kota modern. Apalagi juga ada fasilitas casino di tengah-tengah.

    Bagi pendatang dari Indonesia juga cukup banyak makanan halal, termasuk Padang Nusantara, yang pasti kenangan selama di Kambodia walau hanya selayang pandang, terkesan sebuah negara modern di kawasan Asia Tenggara dengan penduduk masih berpenghuni di kampung, dan berjualan kaki lima maupun kaki dua, di mana-mana. (Djoko Tetuko/habis)

    Sumber : WartaTransparansi.com

    Berita Terkait

    Jangan Lewatkan