Prestasi tinggi diraih provinsi Jawa Timur. Capaian Jawa Timur sebagai provinsi dengan jumlah Perpustakaan Terakreditasi Terbanyak di Indonesia tahun 2022 menyebabklan Perpustakaan Nasional (Perpusnas) RI memberikan penghargaan kepada Gubernur Jawa Timur. Penghargaan yang diberikan langsung oleh Kepala Perpusnas RI Drs. Muhammad Syarif Bando MM di Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Bidang Perpustakaan Tahun 2023 merupakan upaya maksimal dan luar biasa Pemerintah Provinsi Jawa Timur dibidang literasi.
“Apresiasi ini akan semakin meningkatkan motivasi seluruh warga Jatim untuk bersama sama meningkatkan budaya membaca dan meningkatkan literasi membaca sejak dini. Saya menyampaikan terima kasih atas penghargaan yang kami terima, semoga ini menjadi ikhtiar kita bersama dalam mengabdikan diri untuk kemajuan provinsi dan bangsa yang kita cintai,” ujar Gubernur Khofifah di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Rabu (8/3/2023).
Hakikatnya bahwa Harbuknasl 17 Mei 2023 ini juga menandakan perayaan hari jadi Perpustakaan Nasional yang ke 43. Perpustakaan Nasional didirikan pada 17 Mei 1980 silam berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 0164/0/1980 yang ditandatangani oleh Dr Daoed Joesoef, Menteri Pendidikan pada saat itu.
Menjadi sebuah rangkaian yang tidak dapat dipisahkan antara membaca dan perpusatakaan. Maka akan baik jika program menggalakkan budaya literasi dengan berbagai modenya ini tidak hanya pada tingkat kabupaten saja namun diperlukan sampai tingkat kecamatan dan desa.
Semakin banyak buku yang dibaca seseorang semakin banyak hal yang ingin dicapai sebagai cita-citanya. Semangat membaca buku akan berkelindan dengan mengisi waktu luang. Mulailah sekarang meningkatkan literasi dengan rajin membaca buku.
Membaca buku dapat memperkaya wawasan. Mengembangkan minat baca pada hakikatnya mengapresiasi karya-karya penulis-penulis Indonesia yang luar biasa. Ingat bahwa buku adalah jendela dunia, karena dengan membaca dapat mengubah pikiran seseorang.
Membaca buku merupakan cara memuliakan ilmu, dan mampu melembutkan qalbu. Buku adalah sumber ilmu sehingga transformasi peradaban suatu negeri salah satunya diukur tingkat literasinya. Membaca adalah melawan kebodohan karena kebiasaan membaca untuk menopang ilmu pengetahuan mereka. Membaca juga berfungsi melawan ketidakadilan dan oligarki.
Bung Hatta mengatakan, “Aku lebih baik dipenjara asal bersama buku, karena dengan buku maka aku bebas”. Ungkapan tersebut menandakan pentingnya membaca buku sebagai upaya merawat akal sehat. Budaya membeli buku perlu digalakkan, budaya membeli buku perlu dijadikan gengsi karena memiliki buku adalah kebiasaan kaum intelektual, visioner dan progresif.
Generasi modern adalah mereka yang memperkaya wawasan bukan penampilan.Intinya bahwa Harbuknas bertujuan untuk menggerakkan masyarakat Indonesia menuju kebiasaan membaca.
Semoga semangat membaca terus membara di kalangan generasi muda, dan menginspirasi kita semua untuk selalu belajar dan berkembang. Marilah kita dedikasikan diri untuk memperkaya wawasan dan meningkatkan kualitas hidup kita melalui buku dan literasi. “Membaca buku-buku yang baik berarti memberi makan rohani yang baik” (Hamka). (*)