Dr. Muchamad Taufiq, S.H.,M.H., CLMA.
Shalat Idulfitri menandai pencapaian puncak kemenangan pasca ramadan.
Perbedaan pelaksanaan shalat Idulfitri adalah diorama kemantapan beragama dalam toleransi. Nuansa bhinneka tunggal ika kian bersinar menandakan kedewasaan masyarakat dalam menanggapi perbedaan.
Perbedaan sejatinya adalah Rahmat bagi manusia. Cara kita merespon sebuah perbedaan adalah kualitas karakter kita dalam bermasyarakat berbangsa dan bernegara.
Makna kemenangan lebaran, pertama terletak pada aspek keimanan. Keimanan yang benar dan kuat merupakan aspek fundamental, sebagai pedoman dalam menjalani kehidupan. Artinya tanpa suatu keimanan tujuan dan orientasi hidup manusia akan semakin tidak menemui kejelasan dan tidak bermakna apapun bagi dirinya.
Ini bisa disebabkan bahwa manusia dapat memiliki suatu motivasi adalah karena dorongan keimanan pada dirinya. Dan dengan iman inilah setiap perbuatan manusia akan memiliki nilai di hadapan Allah SWT dan akan melahirkan kemaslahatan dan kemanfaatan untuk masyarakat sekitar.
Hakikat iman yang dibawah Rasulullah SAW adalah tegak berdiri di atas tiga pilar yang salah satunya tidak boleh roboh, yaitu : Keyakinan dalam hati, Pengucapan dengan lisan; dan melakukan dalam amal perbuatan.
Kedua, bahwa kualitas keimanan seseorang akan semakin tinggi manakala orang yang memiliki keimanan tersebut memiliki kapasitas keilmuan yang berkualitas pula. Jadi satu kesatuan yang bulat dan utuh (integrasi) antara aspek wahyu dan akal merupakan suatu bentuk tanda kebesaran Allah SWT dalam memuliakan seorang manusia.
.Setiap manusia sudah dibekali akal dan hati nurani untuk mengolah pengalaman. Praktik beragama yang mantap dan tidak mudah goyah itu bisa dicapai jika didasari oleh ilmu-ilmu agama yang benar, diperoleh dari sumber yang bisa dipercaya.
Beragama tanpa ilmu berpotensi merusak segalanya. Al-Imam Bukhori dalam shohihnya menempatkan bab ilmu sebelum amal dan perbuatan. Ini membuktikan bahwa ilmu ini didahulukan sebelum amal.
Aspek Amal adalah sebagai wujud implementasi dari keimanan dan keilmuan yang telah dimiliki agar amal atau perbuatan yang dilakukan juga memiliki kualitas yang tinggi pula. Tata cara yang perlu diajarkan kepada anak-anak dalam mencari ilmu dalam Islam, yaitu : 1)meluruskan niat (niatus shalihah), 2)melakukan yang terbaik (ihsan), 3)tawakal, 4)menaati perintah Allah SWT dan menjauhi laranganNya, 5)berdoa supaya terhindar dari malas dan kesulitan, 6)berprasangka baik kepada Allah SWT (husnudhan), 7)mengamalkan ilmu yang dimiliki (al-amalu fil ‘ilmi), 8)banyak bertanya.