Oleh : Al Uyuna Galuh Cantika
Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) saat ini mengembangkan Center for Future Work (CFW), pusat pengembangan sumber daya manusia (SDM) yang berbasis digital yang berada di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Singasari. UMM juga sudah berinvestasi beragam hal untuk mewujudkannya. Melalui program tersebut diharapkan lahir SDM-SDM hebat, mumpuni dan menguasai teknologi digital yang betebaran di pasar dunia kerja, maupun menjadi wirausaha.
CFW ini diawali dengan start bahwa setiap program studi dapat memiliki Center of Excellence (CoE). Dalam istilah lain sekolah unggulan. Sudah sekitar 20 program studi yang memiliki CoE.
Langkah Rektor UMM Dr Fauzan mengembangkan CoE dan CFW ini berada dalam satu jalur benang merah dengan pendirian unit-unit bisnis yang dilakukan rektor UMM sebelumnya, Muhadjir Effendy.
Dr Mursidi dalam disertasinya berjudul Gaya Kepemimpinan Perguaruan Tinggi Islam Swasta (studi fenomenologi di Universitas Muhammadiyah Malang) memaparkan bahwa pengembangan unit bisnis merupakan fase penting perkembangan UMM. “Sungguh langkah yang cerdas,” kata Mursidi.
Ekspansi bisnis ini sama sekali tidak lepas dari dunia akademik sebagai core business UMM. Bentuk ekspansi ini adalah mengembangkan profit center. Dengan dikelola secara profesional, profit center ini memiliki tiga keuntungan secara simultan.
Pertama, menjadi income bagi universitas.
Kedua, menjadi laboratorium lapangan bagi mahasiswa. Mahasiswa dapat melakukan praktikum di unit-unit itu sesuai kebutuhan perkuliahan.
Ketiga, menyangkut atmosfer kewirausahaan. Tuntutan keahlian kewirausahaan saat ini tak bisa ditawar.
“Sebenarnya di balik Pak Hadjir mendirikan unit-unit bisnis itu bukan hanya untuk memperkuat basis pendanaan UMM, tetapi ada misi membangkitkan kembali spirit atau jiwa perdagangan di Muhammadiyah. Di samping itu terkandung pemikiran yang visioner, ikhtiar menjawab tantangan di masa depan khususnya bisnis berbasis digital,” kata Fauzan.
Unit usaha itu dimulai dengan membisniskan DOM. Fungsi utama DOM itu untuk kegiatan civitas akademika UMM. Masalahnya banyak waktu DOM tidak terpakai. Padahal DOM itu butuh biaya perawatan yang tidak sedikit. Maka dikembangkan DOM sebagai unit bisnis yaitu direntalkan kepada pihak lain.
Ternyata animo masyarakat cukup besar. Letaknya mudah diakses, lapangan parkir yang luas, fasilitas memadai, biaya sewa terjangkau. DOM menjadi tempat konser musik, resepsi pernikahan, festival dan sebagainya. Sekarang DOM merupakan fasilitas publik terlaris di kota Malang.
Unit-unit bisnisnya terus berkembang. Kini memiliki hotel bintang empat. Taman Rekreasi Sengkaling lengkap dengan hotel dan pusat kulinernya. Bisnis Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU). Rumah susun sewa (Rusunawa). Bengkel mobil.
“UMM tidak mau mengembangkan unit usaha bisnis yang sudah diusahakan oleh masyarakat sekitar kampus seperti fotokopi. Karena UMM tidak mau menjadi kanibal atas usaha rakyat. Sebaliknya justru ingin memberdayakan mereka,” kata Fauzan.
Langkah Muhadjir mendirikan unit-unit usaha pada dasarnya konsisten dengan komitmen UMM dalam mengembangkan ekonomi Muhammadiyah. Pada tanggal 13 Juni 1995, UMM menggelar diskusi panel dengan tajuk “Muhammadiyah dan Pemberdayaan Ekonomi Umat: Upaya Mencari Jawaban”. Diskusi itu tidak kaleng-kaleng.
Sebanyak 10 panelis yang berbicara bukan orang sembarang. Mereka adalah Dr Amien Rais, Letjen (Purn) Sayidiman Suryohadiprojo, Drs Jakob Oetama, Prof Dawam Rahardjo, Prof A Malik Fadjar, Prof Dr Loekman Soetrisno, Dr Bambang Sudibyo, Dr M Jumhur Hidayat, Saifuddin Hasan MBA.
Dalam seminar itu terumuskan bahwa Muhammadiyah mampu mengambil peran dalam pemberdayaan ekonomi umat. Modal yang dimiliki di antaranya adalah sumber daya manusia yang cukup, terdidik. Persoalannya bagaimana melakukan action pendayagunaan sumber daya manusia ini. Muhammadiyah memiliki jaringan yang luas di seluruh Indonesia bahkan sampai mancanegara. Dari ibu kota sampai di pedesaan. Jaringan sosial ini bisa ditransformasikan menjadi jaringan ekonomi yang dahsyat.