Masa Depan Sepakbola Indonesia, Ubah Budaya Suporter (3)

Masa Depan Sepakbola Indonesia, Ubah Budaya Suporter (3)
IlUSTRASI

Tetapi asal muasal gas air mata, karena perintah mengamankan stadion dari kemungkinan amuk suporter yang turun ke lapangan hijau dan Steward tidak melakukan teguran. Juga panitia pelaksana tidak mengumumkan bahaya dan pelanggaran masuk lapangan hijau, atau larangan suporter turun ke lapangan hijau.

Oleh karena itu, TTF pasti akan membuat regulasi keamanan dan suporter lebih baik juga sesuai dengan Statuta FIFA. Sehingga tidak tertutup kemungkinan jika suporter masih tidak berubah atau berperilaku sama, hanya mengandalkan dukungan kacamata kuda. Dukungan hanya membela tim kesayangan, bukan memberikan dukungan untuk kenikmatan sebuah pertandingan dan sebuah tontonan berkelas, maka pasti sepakbola Indonesia tinggal memilih tanpa suporter tetapi kompetisi tetap jalan, atau dengan suporter tetapi terus memakan korban suporter atau korban pihak lain.

Bagi PSSI siapa pun kepengurusan akan datang, maka mengubah budaya suporter dari sangat tradisional ke budaya profesional bertanggung jawab serta berwawasan sepakbola modern sebagai amanat industri sepakbola modern dengan kekuatan baru. Maka itulah sebuah pilihan, mau tidak mau suporter harus menjadi roh bagi semua klub, menghidupkan semua klub. Bukan suporter yang membabi buta.

Menjadikan suporter profesional dengan mengubah budaya menjadi roh semua klub, menjadi penonton sejati dengan penuh heroik dan emosi terkendali, dengan gaya dan budaya sangat bersahaja, dengan fair play mendukung klub kesayangan juga klub lawan. Maka ke depan sepakbola Indonesia tinggal menunggu untuk meraih prestasi tertinggi dari potensi di semua lini. (Djoko Tetuko/bersambung)