Senada, Co-founder dan CEO Octopus Indonesia Moechammad Ichsan juga memandang kesuksesan program pertama yang dilakukan di Jawa Barat mendorong pihaknya kembali terlibat dalam kolaborasi untuk program “Conscious Living”.
“Kami melihat dari tingkat kesadaran masyarakat dibandingkan dengan provinsi lainnya, kota Jakarta ialah yang tingkat kesadarannya cukup tinggi. Makanya kenapa setelah sukses di Jawa Barat, yang paling dekat kami langsung ke Jakarta,” katanya.
Melalui program “Conscious Living” di Jakarta, P&G Indonesia menargetkan untuk mengelola sampah plastik sebesar 40 ton dengan melibatkan 30 ribu masyarakat yang menyetorkan sampah rumah tangganya. Selain itu, program di Jakarta ini menargetkan keterlibatan 3.500 pelestari dari berbagai latar belakang ekonomi.
Nantinya, masyarakat yang menyetorkan sampah melalui aplikasi Octopus akan mendapat insentif dalam bentuk poin yang dapat ditukarkan mulai dari pulsa, token listrik, hingga voucher kopi di sejumlah toko.
Bagi masyarakat yang ingin berpartisipasi, caranya cukup mudah dengan hanya mengunduh aplikasi Octopus, buka dan tap untuk memilih kemasan P&G atau jenis kemasan lainnya yang ingin disetorkan. Nantinya akan ada pelestari atau pemulung yang datang memverifikasi sampah plastik, baik dari sisi kuantitas maupun kualitas.
Sampah tersebut akan diserahkan ke pengusaha pengolah sampah atau bank sampah yang dikelola Pemprov DKI maupun Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). Sampah plastik yang terkumpul akan diolah menjadi refuse-derived fuel (RDF) atau sumber energi terbarukan. (din)