Oleh Anwar Hudijono
Pengantar
Bangsa Yahudi itu darah Nabi Yakub (Israil) bin Nabi Iskak bin Nabi Ibrahim. Allah memberi banyak kelebihan. Tapi mayoritas dari mereka sejak awal hingga akhir dunia justru durhaka kepada Allah. Wartawan senior, Anwar Hudijono menuliskan bagaimana relasi Yahudi dengan Allah dalam tiga tulisan. Yang pertama tuduhan mereka bahwa tangan Allah terbelenggu.
Bangsa Yahudi menuduh tangan Allah terbelenggu. Allah mengabadikan tuduhan itu di dalam Quran surah Al Maidah 64.
“Dan orang-orang Yahudi berkata, tangan Allah terbelenggu. Sebenarnya tangan merekalah yang dibelenggu dan merekalah yang dilaknat disebabkan apa yang mereka katakan itu. Padahal tangan Allah terbuka. Dia memberi rejeki sebagaimana Dia kehendaki.”
Allah membelenggu tangan pemimpin tertinggi mereka sebagai representasi dari mereka. Lantas siapa pemimpin mereka yang dibelenggu itu?
Di dalam Quran As Shad 37-38 disebutkan. “Dan (Kami tundukkan pula kepadanya/Sulaiman) setan-setan, semuanya ahli bangunan dan penyelam. Dan yang lain yang terikat di dalam belenggu.”
Jawaban lebih terurai ada di Hadits riwayat Muslim tentang kisah Tamim Ad Dari. Hadits itu cukup panjang. Dijelaskan Tamim bertemu sosok Dajjal di sebuah pulau. Dajjal dibeleggu di sebuah kuil yang rusak.
“Sesunggunya aku ini Al Masih. Aku hampir saja diizinkan keluar. Setelah keluar, aku akan berjalan di muka bumi. Tidaklah aku biarkan satu negara pun tanpa aku singgahi dalam 40 hari selain Mekah dan Medinah.” Rasulullah menjelaskan dia bukan Al Masih (Nabi Isa) melainkan Al Masih Ad-Dajjal alias Al Masih Palsu.
Saya tidak akan membahas soal Hadits itu. Kesimpulannya bahwa pemimpin bangsa Yahudi adalah Dajjal. Dajjal menjadi pemimpin, penggerak bangsa Yahudi menguasai dunia. Dan Allah memberikan banyak kelebihan luar biasa kepada Dajjal sehingga menjadi fitnah (ujian dan cobaan) manusia yang paling dahsyat dalam sejarah kehidupan manusia.
Apakah semua orang Yahudi pengikut Dajjal? Jawabnya tidak. Sebab ada juga Yahudi yang beriman meskipun jumlahnya lebih sedikit. Quran surah Al Baqarah 88 menegaskan, “Dan mereka berkata hati kami tertutup. Tidak! Allah telah melaknat mereka, tetapi sedikit sekali mereka yang beriman.”
“Di antara mereka ada sekelompok yang jujur dan taat. Dan banyak di antara mereka yang sangat buruk apa yang mereka kerjakan,” (Quran, Al Maidah 66).
Menutup
Hubungan bangsa Yahudi dengan Tuhan sejak awal memang tidak baik-baik saja. Mereka durhaka. Hal itu dijelaskan di Quran surah Yusuf. Surah ke-12 dengan jumlah 111 ayat itu hampir seluruhnya menjelaskan eksistensi kehidupan awal Yahudi.
Maka kalau mau tahu jelas subyek bangsa Yahudi, bagaimana tabiatnya, wajib memahami surah ini. Itu sudah cukup jadi sumber. Sampai-sampai Allah membuka dengan menegaskan, “Alif lam ra. Ini adalah ayat-ayat Kitab (Al Quran) yang jelas.”
Ditegaskan di ayat 3: “Kami menceritakan kepadamu (Muhammad) kisah yang paling baik dengan mewahyukan Al Quran ini kepadamu, dan sesungguhnya engkau sebelum itu termasuk orang yang tidak mengetahui.”
Sayang, terkadang kisah Yusuf – juga kisah-kisah lain dalam Quran – lebih dinarasikan seperti dongeng. Dibumbui sana-sini. Biar heboh. Penuh dramatisasi. Fatalnya yang dibumbukan justru cerita-cerita israiliyat yang kebenarannya boleh diragukan. Bahkan sampai mengaburkan substansi kisah-kisah tersebut.
Jangan menggunakan referensi israiliyat atau yang ditulis maupun diucapkan orang-orang Yahudi. Karena sangat pantas diragukan mengingat tabiat kebohongan mereka. Jangankan sejarah, kitab suci saja diubah.
“Maka apakah kamu (kaum muslimin) sangat mengharapkan mereka akan percaya kepadamu, sedangkan segolongan dari mereka mendengar firman Allah, lalu mereka mengubahnya, padahal mereka mengetahuinya.” (Quran, Al Baqarah 75).