Masihkah PKB Kokoh Ditengah Kemunculan Tokoh NU Dan Politisi Muda Milenial

Menakar Bupati Pasuruan Pasca Irsyad Yusuf

Masihkah PKB Kokoh Ditengah Kemunculan Tokoh NU Dan Politisi Muda Milenial

Suara NU Masih Mendominasi Pemenang Pilkada Pasuruan Seperti halnya dengan prediksi calon bupati Pasuruan 2024-2029 mendatang, kader atau tokoh NU masih mendominasi. Ambil contoh KH.Mujib Imron, KH.Sobri Sutroyono, dokter Mufti ketiganya adalah kader militan NU. Sementara Rusdi Sutejo yang notabenenya berasal dari “partai nasionalis” Gerindra, tidak bisa dipandang sebelah mata.

Ini lantaran HM.Sutrisno dan Hj.Mas’amah yang tak lain orangtuanya merupakan tokoh masyarakat Kab.Pasuruan yang tak bisa lepas dari kyai sepuh dan tokoh-tokoh NU pusat maupun daerah. Tiga kali menjadi “Big Brother” pada perhelatan pilkada, selalu dimenangkannya. Apalagi posisi HM Sutrisno sebagai Ketua DPC Gerindra Kab.Pasuruan, telah berhasil mendongkrak perolehan kursi parlemen dari 4 kursi menjadi 7 kursi, sehingga menempatkan satu wakilnya pada posisi wakil ketua DPRD Kab.Pasuruan.

Pertarungan Pilkada Kab.Pasuruan mendatang, diprediksi bakal seru dan paslon bertarung habis-habisan. Hal ini dikarenakan tidak akan ada kandidat paslon lain yang layak berkompetisi memperebutkan kursi Bupati Pasuruan pasca Irsyad Yusuf, seandainya empat nama kandidat yakni KH. Mujib Imron, dokter Mufti,KH.Sobri Sutroyono dan Rusdi Sutejo maju sebagai pasangan calon pada pilkada 2024 mendatang.Sebut saja para elit parpol diantaranya Sudiono Fauzan(PKB), Andri Wahyudi(PDIP),Muzamil

Syafi’i(Nasdem), Joko Cahyono(Nasdem), Lulis Irsyad Yusuf(PKB), Edy Paripurna(PDIP),Udik Djanuantoro, Saifulloh Damanhuri(PPP) atau bahkan sekelas Hj.Anisah Syakur(PKB).

Mereka akan bermain “save” dan berpikir seribu kali, jika harus berhadapan dengan keempat figur itu. Tentunya ditambah lagi dengan ketentuan dan keputusan dari elit partai masing-masing. Elit PKB, PDIP dan Gerindra baik daerah maupun pusat, sepertinya tidak akan gamang lagi memberikan rekomendasinya pada keempat kandidat tersebut. Sebut saja KH.Mujib Imron, PKB dan Golkar akan dengan mudah memberikan rekomnya untuk mengusungnya berlaga.

Pun demikian PDIP sudah tentu akan mengukuhkan dokter Mufti. Hal senada dengan Prabowo Subianto dengan Gerindra 100% memberi restu Rusdi Sutejo maju. Sementara untuk keberadaan KH.Sobri Sutroyono, yang nota benenya sebagai Ketua Dewan Tanfidziyah PC NU Bangil.

Dengan bermodalkan basis suara NU dienam kecamatan yakni Bangil, Rembang, Beji, Gempol, Pandaan dan Prigen serta sebagai kyai kenamaan di Pasuruan tak akan kesulitan bergandengan dengan ketiganya, walau berposisi sebagai N2 (waki bupati).

Dari uraian tersebut diatas, dapat simpulkan bahwa dalam kontestasi Pilkada Kab.Pasuruan 2024 mendatang, siapa yang dapat merebut simpati massa NU bakal dipastikan memenangkan pilkada. Akan tetapi dari keempat kandidat yang terprediksi tersebut diatas,dimana seluruhnya memiliki hubungan kedekatan emosional dengan NU.Maka suara NU akan terpecah belah pada perhelatan 2024 mendatang.

Paslon siapapun yang berhasil memegang 50% suara nadhliyin dengan mudah melenggang menuju kursi N1-N2 Kab.Pasuruan, artinya syarat wajib bagi paslon yakni mendekat pada massa NU militan,tradisional dan moderat Safari Politik “ Jajaki Koalisi “Jelang Suksesi 2024 Kurun waktu sekitar dua tahun kedepan dari saat ini,adalah waktu yang cukup efisien untuk menakar sosok bakal calon yang akan ditawarkan pada khalayak umum.

Bahkan penjajakan atau lobi-lobi politik untuk mempererat koalisi pengusung bakal calon. Tak hanya sebatas pada lobi politik antar partai parlemen belaka, sowan pada sejumlah tokoh masyarakat dan agama yang nota benenya memiliki simpul massa militan tak luput dari ‘radar” para kandidat calon Bupati Pasuruan 2024-2029.

Seperti yang terpantau oleh Wartatransparansi.com, beberapa waktu lalu salah satu kandidat N1 sebut saja dokter Mufti terkonfirmasi “sowan” ke kediaman Ketua PC NU Bangil KH.Sobri Sutroyono. Tidak diketahui pembicaraan dari kedua tokoh agama dan tokoh politik di Pasuruan tersebut. Namun menilik dari sejumlah informasi serta prediksi yang berkembang saat ini.

PDIPPerjuangan pemilik 8kursi di parlemen Kabupaten Pasuruan bersama partai koalisinya, setidaknya akan memberikan perlawanan sengit pada PKB penguasa kursi DPRD Kab.Pasuruan dengan 15kursi,untuk menduduki kursi N1 mendatang.

Pertemuan kedua tokoh agamis dan nasionalis tersebut,sepertinya akan mengkukuhkan prediksi pasangan calon dokter Mufti-KH Sobri Sutroyono,maju pada perhelatan pesta demokrasi 5tahunan mendatang. Pasangan Mufti-Sobri itu sendiri dikalangan NU Bangil dan kebanyakan masyarakat di wilayah barat mulai digaungkan dengan sebutan “Muri”.

Selain sowan ke KH.Sobri Sutroyono besereta jajaran PC NU Bangil, dr.Mufti juga bertandang di kediaman salah satu tokoh politik dan masyarakat yang memiliki simpul massa ratusan ribu dari kalangan petani tambak,nelayan,pelaku UMKM, PK 5 dan warga groosroot lainnya yakni H.Sutrisno Kalianyar-Bangil (Ktua DPC Gerindra Kab.Pasuruan).

Ganjal Dominasi PKB, PDIP-Gerindra-Nasdem-PPP Genjot Perolehan Kursi  Pileg 2024 PKB sebagai penguasa kursi parlemen raci, selalu dominan dalam pertarungan perebutan kusri N1-N2 pada 3 dekade pasca reformasi. Mendapati dan mengevaluasi pilkada sebelumnya, sejumlah informasi yang dikumpulkan dan bisa dipercaya, sejumlah partai politik pemilik kursi DPRD Kab.Pasuruan sebut saja PKB,PDIP,Gerindra,Golkar,Nasdem dan PPP mulai inten melakukan pertemuan, guna membentuk koalisi memenangkan Pilkada mendatang.

Sementara di lingkungan gedung parlemen (DPRD Kab.Pasuruan), mulai didengungkan membangun kembali Koalisi Parlemen Raci “Si Peci”. Hal ini dilakukan lantaran para partai besar semacam PDIP,Gerindra,Golkar,Nasdem dan PPP secara

konstitusi tidak dapat mencalonkan kadernya secara mandiri untuk bertarung di pilkada 2024-2029. Pada aturannya, untuk bisa mencalonkan paslon wajib memiliki minimal 10 kursi parlemen. Sementara PDIP (8 kursi),Gerindra(7kursi), Golkar (6 kursi),Nasdem(6 kursi) dan PPP (4 kursi). Pada perhelatan pilkada mendatang dapat dipastikan Golkar akan merapat pada kolaisi PKB, dengan bergabungnya Golkar ke PKB maka dua partai tersebut memiliki kursi parlemen sebanyak 21 kursi (PKB 15 dan Golkar 6).

Untuk melawan dominasi tersebut, maka wajib hukumnya PDIP,Gerindra, Nasdem dan PPP ataupun fraksi gabungan kembali melakukan koalisi. Namun jika prediksi fraksi gabungan (PKS,Hanura dan Demokrat) ikut dalam koalisi PKB-Golkar, hal ini akan membuat pertarungan semakin sengit dan all out. Dimana total suara PKBGolkar-Fraksi gabungan sebanyak 25 kursi parlemen melawan “Si Peci” yang berisikan PDIP,Gerindra,Nasdem dan PPP dengan total kursi parlemen 25 alias head to head sama kekuatannya. Sedangkan untuk koalisi PDIP-Gerindra tampaknya akan terus bergandengan tangan alias tak akan terpisahkan.

Keduanya adalah motor penggerak“pengganjal dominasi” PKB. Sementara itu, PDIP dan Gerindra dalam perhelatan Pileg 2024 mendatang terus mengasah mesin partainya dan masing-masing mencari solusi guna menambah kursi diparlemennya, untuk mendapatkan kuota minimal 10 kursi agar dapat mencalonkan kader internalnya atau kader external maju bertarung memperebutkan kursi bupati pasuruan.Hasrat PDIP pada perhelatan demokrasi lima tahunan (Pilkada Pasuruan) sangat tinggi.

Sejumlah kader terbaiknya mulai turun ke akar rumput untuk memperkenalkan calon dan programnya pembangunan Kab.Pasuruan pasca Irsyad Yusuf. Namun jika PKB Jumawa dengan selalu menang dalam pertarungan pilkada sebelumnya dan tidak segera berganti strategi pasca Irsyad Yusuf.

Tak hayal kejadian di Kabupaten Blitar, yang mana Kab.Blitar nota benenya adalah Kandang Banteng, dapat dihempaskan oleh PKB dengan sengatan tawonnya.(hen)