Pada kegiatan tersebut, Eri secara simbolis menyerahkan bantuan untuk guru dan tenaga pendidik. Di antaranya, kaki palsu untuk guru SMP Negeri 12, Farid Ma’ruf dan guru SDN Kupang Krajan, Sunar. Pemberian kursi roda untuk Wardatul, pengidap Cerebral Palsy, serta pemberian sepeda kepada Gatot Siswanto yang berprofesi sebagai petugas kebersihan SDN Menur Pumpungan.
Kepala Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya Yusuf Masruh mengatakan, bahwa penyaluran bantuan dari Pemkot Surabaya dan PGRI Kota Surabaya dari hasil Konser Amal tahun 2021 lalu, sempat mengalami keterlambatan. Hal ini disebabkan pendataan dan hasil pendataan yang dilakukan, salah satunya adalah pemesanan bantuan yang disesuaikan dengan kebutuhan penerima.
“Contoh penerima kaki palsu yang kita salurkan hari ini, harus dipesankan dari Jakarta dan membutuhkan waktu cukup lama. Kemudian, pendataan dan kunjungan kepada rumah calon penerima, harus kita pastikan sesuai dengan kebutuhan mereka,” kata Yusuf.
Melalui bantuan ini, ia berharap para guru dan tenaga pendidik bisa mempermudah aktivitas keseharian mereka dalam proses belajar mengajar. Sebab, pihaknya juga terus berupaya untuk memberikan perhatian serta meringankan beban para komponen di lingkungan pendidikan.
“Kami akan saling bersinergi dengan Perangkat Daerah (PD) dan seluruh stakeholder yang ada di Kota Surabaya. Semoga secara perlahan bisa meringankan beban dari para guru dan tenaga pendidik,” ujarnya.
Sedangkan Kepala PGRI Kota Surabaya Agnes Warsiati menjelaskan, pandemi Covid-19 yang telah berlangsung sejak dua tahun lalu, membuat para guru dan tenaga pendidik mengalami banyak kesulitan. Untuk itu, ia bersama jajarannya dan kepala sekolah terus melakukan pendataan.
“Hasilnya ada 118 guru dan tenaga pendidik prioritas, yang bisa kita berikan bantuan. Mulai dari bantuan uang tunai mulai Rp 1,5 juta dan bantuan alat bantu beraktivitas dalam proses belajar mengajar, salah satunya adalah kaki palsu,” jelas Agnes. **