Ada Dusta di Dermaga Lamongan

Ada Dusta di Dermaga Lamongan
Kondisi Dermaga Kargo dan curah cair Pelabuhan Paciran Lamongan

Perlu dipertanyakan pula KM Sabuk Nusantara 111 berbobot 2000 DWT diijinkan tambat di dermaga berkapasitas 1000 DWT yang dibangun tahun 2014. Dermaga yang  menampung kapal hingga 1000 DWT tentunya akan bermasalah jika disandari kapal bebobot 2000 DWT. Apalagi pada saat itu kapal yang baru selesai dikerjakan PT. PHD dalam keadaan mesin belum terpasang. Siapa yang memberi ijin tentunya harus ikut bertanggung jawab terhadap asset produktif Pemprov Jawa Timur yang dibangun Rp 5 miliar itu.

Dilihat dari kerusakan dermaga juga perlu dicermati kualitas  mutu kontruksi betonnya,  bisa jadi juga tidak benar. Seharusnya untuk dermaga minimal menerapkan Kualitas (K)-375  akan tetapi kemungkinan dicor manual mixing. Dari tampilan kerusakan dermaga di Lamongan tersebut diindikasikan hanya menggunakan K-275.

Penjelasan dari rekan yang pernah mengerjakan dermaga untuk pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) Taman Jeranjang, Lombok Barat. Menurutnya, kelas beton yang digunakan untuk membangun dermaga, balok, lantai jembatan, landasan pacu, fly over, underpass seharusnya menggunakan beton kelas III atau K-325 hingga K-500 termasuk balok penyangga dan lainnya.

Berdasarkan data dari Dinas Perhubungan Jawa Timur, Pelabuhan Paciran sebelum ambrol melayani kapal barang dengan beberapa komoditi antara lain Limestone dengan tujuan Cilegon sebanyak 7.500 ton/bulan, Dolomithe dengan tujuan Palembang (Pupuk Sriwijaya) sebanyak 3.000 ton/bulan, dan Kalsium ke Kalimantan sebanyak 184 kontainer/bulan. Dari layanan tersebut, kenaikan PAD pada 2019 mencapai Rp250 juta. Sedang pada 2020 mencapai Rp800 juta. Otomatis dengan tidak berfungsinya dermaga, Pemkab Lamongan dan Pemprov Jawa Timur dirugikan.

Pada bulan Mei tahun 2021Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa melakukan kunjungan kerja di Pelabuhan Paciran, Lamongan. Menurut orang nomor satu di Jawa Timur tersebut pelabuhan Paciran mengalami penurunan jumlah penumpang  akibat pandemi tetapi mengalami peningkatan dalam pendapatannya hingga 400 persen.

Peningkatan pendapatan didorong oleh meningkatnya jumlah logistik atau kargo yang diangkut. Padahal sejak 17 September 2020 dermaga kargo dan curah cair Pelabuhan Paciran, Lamongan sudah tidak beroperasi alias mangkrak hingga saat ini.  (Penulis adalah Ketua Forum Masyarakat Kelautan, Maritim, Perikanan Dewan Pakar PWI Jawa Timur)