” Sejak zaman kerajaan atau leluhur kita sudah mengenal terlebih dahulu bak mandi atau istilah yang digunakan jambangan batu. Sehingga, bisa dibayangkan peradaban teknologi kala itu sangat begitu maju, dengan bukti keberadaan jambangan batu yang berada di museum Airlangga yang dipenuhi hiasan ukiran motif beragam dan mengandung falsafah sangat tinggi,”paparnya.
Terpisah, Kasi Sejarah dan Kepurbakalaan Disbudparpora Kota Kediri, Endah Setiyowati, menjelaskan, dampak pandemi Covid-19, aktivitas kunjungan masyarakat ke museum Airlangga telah dibuka kembali. Namun, pemberlakuan kunjungan dilakukan secara terbatas dan mematuhi prosedur protokol kesehatan khususnya bagi pelajar.
” Sudah resmi dibuka mulai 1 Desember 2021,”ucapnya.
Berkenaan pemeliharaan koleksi Cagar Budaya di museum terus dijaga dan dirawat oleh petugas juru pelihara benda-benda cagar budaya museum. Imbuhnya.
Wanita yang akrab disapa Endah menambahkan, total koleksi museum ada 355 benda berupa arca, ertnografi atau tulisan peningalan masa lampau, kemudian fosil dan sebagainya kondisinya saat ini masih terawat dan tersimpan dengan baik.
Disamping itu, selain bisa berkunjung ke museum secara langsung, masyarakat juga bisa berkunjung secara online melalui website yang telah disediakan. Hal ini, dirasa lebih aman dan nyaman sebagai solusi saat pandemi Covid-19.
“Saya berharap kepada masyarakat agar tetap bisa berkunjung ke Museum Airlangga meski di tengah pandemi Covid -19. Tapi, demi kenyamanan bersama, masyarakat bisa berkunjung ke museum secara online yang telah disediakan oleh Pemerintah Kota Kediri,”harapnya.
Tentunya, Warga Kediri sudah mengetahui keberadaan cerita Panji dan Galuh. Sebagai identitas budaya asli daerah. Bahkan layak untuk dipahami oleh masyarakat umum secara luas.
Beruntung, Museum Airlangga menyimpan salah satu catatan sejarah cerita Panji yang paling terpelihara dengan baik di salah satu bagian di dalam Museum.
Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga (Disbudparpora) Kota Kediri, Zachrie Ahmad menyampaikan, bahwa di Museum Airlangga menyimpan salah satu bukti sejarah cerita Panji berupa relief yang keberadaannya telah ada sejak museum didirikan oleh Pemerintah Daerah.
” Pada awalnya, relief dan peninggalan sejarah lainnya dilestarikan di Alun-Alun Kota Kediri. kemudian dipindahkan ke sebuah museum di dekat Taman Tirtoyoso, Kota Kediri. Seiring berjalannya waktu, jumlah koleksi juga bertambah, sehingga pada tahun 1991 kami pindahkan ke Museum Airlangga hingga saat ini,”tandasnya.
Guna memaksimalkan keberadaan Museum ditengah Pandemi Covid-19. Mari kita sebagai bangsa Indonesia, wajib melestarikan warisan sejarah nenek moyang kita dahulu. Secara tidak langsung dapat memberikan banyak inspirasi menghubungkan masa kini dengan masa lalu sebagai ruang refleksi yang memberikan pandangan untuk masa depan. (Abi)