KEDIRI (WartaTransparansi.com) – Museum Airlangga yang terletak di Jalan Lingkar Maskumambang, Kelurahan Pojok, Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri, Jawa Timur. Sebagai sumber informasi dan pelestarian sejarah, peran museum sangat penting dalam memberikan edukasi kepada warga.
Di tengah kemunculan Covid-19, berdampak pada keberadaan museum. Namun bila masyarakat ingin melihat atau mengetahui informasi tentang sejarah bahkan bila ada masyarakat yang ingin melakukan ritual keagamaan dan kepercayaan tetap bisa dilakukan.
Namun,bila berkunjung harus tetap mematuhi prosedur protokol kesehatan dan izin pengelola museum di bawah dinas pariwisata Disbudparpora Kota Kediri.
Terdapat 355 benda koleksi Museum Arlangga di Kediri yang merupakan peninggalan sejarah Kerajaan Kadiri, diantaranya adalah tiga buah prasasti yang berlambang lambang Raja Kediri pada saat memerintah kerajaan, antara lain:
Pertama-tama, Prasasti Bemeswara yang juga dikenal sebagai lambang Ardha Candra Kapala atau tengkorak yang menggigit bulan sabit, merupakan peninggalan Raja Bhameswara pada tahun 1115. Sebagai simbol citra Dewa Siwa, ia menggambarkan tengkorak yang menggigit bulan sabit.
Kedua, prasasti angin dengan lambang lencana berbentuk Ghana merupakan peninggalan dari zaman Raja Aryanswara pada tahun 1181. Simbol identitas Ghana dapat diartikan sebagai simbol dewa pengetahuan, seni, dan perang. Bahkan, Pemerintah Kabupaten Kediri kini menggunakan lambang sosok Ganesha sebagai lambang pemerintahan daerah.
Ketiga, prasasti Cker, dengan lambang kerang bersayap atau tempurung bersayap, merupakan peninggalan dari zaman Raja Kameswara pada tahun 1185. Melambangkan pemujaan Dewa Wisnu pada masa pemerintahan Raja Kameswara, sebuah buku cerita tentang cinta Kakawin atau Empu Dharmaja Dhahana muncul sebagai sumber cerita Panji yang melambangkan kekuatan cinta, jika diartikan sebagai keberadaan Kedi. ini adalah kota yang penuh cinta, kasih sayang, toleransi dan harmoni.
“Dapat disimpulkan dari sejumlah raja-raja yang telah memerintah kerajaan kediri memiliki bentuk lencana yang berbeda beda pada setiap masanya,” tutur Staff Sejarah Purbakala Disbudparpora Kota Kediri, Dwi Aris Setiawan, Senin (21/2/2022)
Aris menguraikan, Salah satu koleksi Museum Airlangga, yang menjadi identitas atau mahakarya yang luar biasa. Adalah tempat mandi yang terbuat dari batu dengan istilah penyebutan yang digunakan adalah jambangan batu.
Bahkan, keberadaan jambangan batu tersebut sulit ditemukan di museum museum lainya di seluruh wilayah Indonesia.
fungsi dari tempat mandi tersebut, diperkirakan sebagai prosesi melakukan upacara ritual oleh Raja Kala itu untuk meminta petunjuk kepada Dewa atau sang pecipta menggunakan media berupa wadah air suci.
Keberadaanya tenpat mandi tersebut, merupakan peninggalan era Raja Bhameswara pada tahun 1118 Masehi atau abad ke 12.