Bupati yang akrab disapa Mas Dhito, mengutarakan, setiap hari, pos pantau terus mengawasi aktivitas Gunung Kelud. Kemudian pihaknya juga akan melakukan pembenahan di titik evakuasi yang mengalami kerusakan dan penyempitan.
“Pemkab juga telah menentukan mana-mana saja jalur evakuasi yang cepat untuk dilalui warga jika Gunung Kelud kembali meletus,”tuturnya.
Kemudian untuk memberikan simulasi kebencanaan dan meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat terhadap ancaman bencana, Pemkab melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kediri membentuk tim desa tangguh bencana (destana) bagaian dari langkah-langkah antisipasi.
“Dari 20 desa di lereng Gunung Kelud telah terlatih bagaimana mitigasi dan evakuasi bencana,” ucap Kepala BPBD Kabupaten Kediri, Slamet Turmudi.
Menanggapi hoaks dan isu yang berkembang mengenai aktivitas Gunung Kelud yang meletus 8 tahun sekali, Slamet menegaskan bahwa hal tersebut tidaklah benar. Imbuhnya. (abi)