SURABAYA (WartaTransparansi.com) – Wali Kota Eri Cahyadi punya keinginan agar setiap kampung di Surabaya mempunyai destinasi wisata yang khas.
Menurutnya, saat ini pemkot tengah melakukan penataan di Kampung Wisata Kue Rungkut. Penataan ini dilakukan agar memantik para pengunjung dan mendorong geliat perekonomian warga di Kampung Wisata Kue.
“Insya Allah kampung kue ini menjadi tempat kulakan kue. Karena kampung kue ini tak hanya melayani Surabaya, tapi juga wilayah-wilayah penunjang, seperti Gresik, Sidoarjo, sudah banyak mengambil di sini,” katanya, Selasa (8/2/2022).
Eri juga menginginkan ke depan agar Kampung Wisata Kue menjadi Pahlawan Ekonomi. Bagaimana warga pembuat kue ini tak hanya bekerja sendiri. Melainkan mereka bisa naik kelas menjadi manager dan mempekerjakan warga lainnya.
Eri juga menjelaskan, pemkot saat ini tengah melakukan penataan suasana di Kampung Wisata Kue. Jika sebelumnya kampung ini hanya melayani mulai pukul 03.00 – 06.00 WIB, maka dia ingin ke depan agar dapat dibuka saat malam hari dengan suguhan dan suasana ala Tunjungan Romansa.
“Jadi setiap malam dibuat ada kursinya, ada seninya, ada yang nyanyi, sambil menikmati kue khas Suroboyo. Jadi, suasananya itu dibuat arek enom (milenial), ini pasti beda rasanya. Nanti Insya Allah sebulan ke depan sudah jadi seperti itu,” paparnya.
Meski begitu, Eri menegaskan, bahwa penataan juga dilakukan pemkot terhadap beberapa wilayah di perkampungan yang lain. Dia pun berharap, setiap kampung di Kota Surabaya ini dapat menjadi objek destinasi wisata yang mampu mengangkat perekonomian warga lokal.
“Karena Surabaya ini hebatnya dari kampung. Makanya Surabaya menjadi besar, menjadi Kota Metropolitan tidak boleh melupakan sejarah kampung. Maka tugas kita adalah bagaimana kampung-kampung itu menjadi ciri khas-ciri khas,” ujarnya.
Sementara itu, Camat Rungkut Kota Surabaya, H Habib menyampaikan, bahwa di wilayahnya terdapat 1.552 pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Dari jumlah tersebut, 71 diantaranya merupakan UMKM yang berasal dari di Kampung Wisata Kue.
“Dari 71 UMKM di Kampung Kue ini, ada 40 persen yang sudah memiliki NIB (Nomor Induk Berusaha). Selanjutnya sisanya akan kami kebut dengan dinas terkait,” kata Habib.
Dia menyebut, bahwa sejak tahun 2009, pelaku UMKM di Kampung Kue sudah melayani pedagang eceran yang tak hanya berasal dari Kota Surabaya. Sebanyak 71 UMKM di Kampung Kue bekerja mulai pukul 03.00 hingga 06.00 WIB dengan omzet rata-rata per hari bisa mencapai Rp 300 ribu – Rp 1 juta.
“Kalau dihitung rata-rata misal Rp 500 dikalikan 30 hari dan dikalikan 71 UMKM, maka ini bisa mengangkat perekonomian di sektor UMKM Kota Surabaya, khususnya di Kecamatan Rungkut,” jelasnya.
Habib juga mengungkapkan, ada sekitar 60-65 jenis variasi kue yang diproduksi di Kampung Wisata Kue Rungkut. Dia memastikan, bahwa seluruh kue yang diproduksi sudah melalui control quality oleh Dinas Kesehatan (Dinkes) Surabaya dan memenuhi standar kelayakan makanan.
“Control quality sudah dilakukan Dinas Kesehatan, baik terkait penjamahan, terkait halal dan kebersihan sudah layak dan memenuhi standar kelayakan sebagai makanan yang layak dimakan,” tambahnya. **