Hari Ibu, Momentum Kebangkitan Wanita Mandiri

Hari Ibu, Momentum Kebangkitan Wanita Mandiri
Ilustrasi

Jakarta (WartaTransparansi.com) – Hari Ibu yang jatuh tiap 22 Desember menjadi momentum penting bagi masyarakat untuk tidak hanya kembali mengenang jasa ibu, Hari Ibu hendaknya menjadi momentum pengingat bahwa seorang ibu semestinya dapat hidup mandiri, demikian Qisthina Ghaisani, Founder dari Sensei All Star dalam siaran pers pada Jumat.

Sensei All Star ialah kelompok jaringan bisnis yang didominasi perempuan asal Kota Bandung.

Sensei All Star merayakan Hari Ibu dengan merilis sebuah video berdurasi kurang lebih 17 menit dan menerbitkannya di platform YouTube.

Video talk show dengan pendekatan vox-pop ini mengundang perempuan dari berbagai kelompok usia dan latar belakang, untuk ditanyai tentang peran perempuan.

Tidak hanya peran perempuan di dalam keluarga, mereka juga ditanyai pandangannya tentang perempuan dalam berkarier dan menjadi mandiri secara finansial.

Bagi Qisthi, perempuan harus mampu hidup mandiri karena banyak alasan yang melatarbelakanginya. Dengan hidup mandiri, kata dia, perempuan dapat melawan kultur keliru di Indonesia di mana pria sering kali dipandang lebih mampu mengoptimalkan potensinya dalam berkarier, bekerja dan berpendidikan.

“Banyak perempuan yang terkungkung dalam peran istri dan anak, yang pada akhirnya perempuan harus menggantungkan hidup pada suami. Padahal pada dasarnya seseorang tidak boleh menggantungkan hidup pada orang lain,” kata Qisthi.

Kemandirian juga diperlukan karena ada beberapa waktu di mana perempuan tak dapat didampingi oleh suaminya dalam memutuskan sesuatu.

“dapat jadi kita (perempuan) akan ditinggal suami. Ya, suami dapat saja pergi meninggalkan kita (atas alasan perceraian hingga meninggal dunia), dan kita sebagai ibu harus tetap dapat melindungi anak dan diri sendiri,” katanya.

Di sisi lain, ketika seorang perempuan apalagi yang telah menyandang status ibu mampu mencapai kemandirian, ketika itu pula ia dapat menjadi role model untuk anak-anaknya.