Islah Taliban – Syiah Dalam Sudut Pandang Akhir Zaman

Islah Taliban – Syiah Dalam Sudut Pandang Akhir Zaman
Anwar Hudijono

Imam Mahdi itu pasti keturunan Rasulullah Muhammad. Dalam istilah Suni disebut dhuriyat Rasul (keturunan Rasul). Syiah menyebut Ahlul Bait. Hanya beda istilah. Tidak signifikan memperdebatkan dia itu dari garis trah Hasan atau trah Husein.

Pasukan Imam Mahdi itu kira-kira bisa disimbolkan dengan prosesi melempar jumrah pada saat menunaikan ibadah haji. Para jamaah haji dari seluruh penjuru dunia berbaur membentuk barisan panjang seolah benteng yang sangat kokoh. Tidak lagi ada pemisah-misahan mazhab, golongan, organisasi, ras, etnis, suku, status sosial, profesi dan sebagainya. Semua menjadi satu kesatuan yang utuh.
“Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berperang di jalan-Nya dalam barisan yang teratur, mereka seakan-akan seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh.” (Quran: Shaf 4).

Semua bergerak sejalan seirama sebagai tentara Allah untuk menyerang dan “menembak iblis” satu badan berkepala tiga. Iblis itu disimbolkan dalam bentuk jumrah (tugu) yaitu Jumratul Aqabah, Ula dan Wustha.

“Pergilah kamu mendapatkan naungan yang mempunyai tiga cabang.” (Quran: Al Mursalat 30).

Tembok Zulkarnain

Orang sektarian tidak bisa menjadi Pasukan Imam Mahdi, baik langsung maupun tidak langsung karena sektarian itu ibarat gelang karet. Menarik memang, tetapi tidak kuat. Hanya cocok untuk kuncit rambut atau mengikat jempol kaki pada saat anyang-anyangen.

Sementara musuh yaitu Pasukan Dajjal itu tidak remeh temeh. Pasukan itu berintikan golongan Yahudi fasad. Disimbolisasikan, Zulkarnain mengurung mereka dengan membuat tembok besi campur tembaga yang rata dengan dua gunung. Besi itu juga simbolnya Nabi Daud. Sedang tembaga simbol Nabi Sulaiman. Yahudi fasad inilah yang menjadi musuh utama Daud dan Sulaiman.

Untuk itulah setiap personil Pasukan Imam Mahdi itu harus kuat ibarat rantai besi berlapis tembaga. Yang mampu mengikat sedikit 99 ekor gajah sekaligus.
Islahnya Taliban dengan Iran ini seperti berpadunya spiritualitas dan intelektualitas. Taliban memiliki spiritualitas yang sangat kuat sehingga mampu bertahan selama 20 tahun menghadapi gempuran Amerika dan NATO. Iran dikenal sebagai negara muslim yang paling menonjol dalam sains dan teknologinya. Memiliki ilmuwan hebat-hebat.

Menurut Dr Haikal dalam bukunya, Sejarah Hidup Muhammad, pola dakwah dan perjuangan Rasulullah SAW itu merupakan perpaduan spiritualitas dan intelektualitas.

Islah ini baru awal. Bagaimana kelanjutannya, kita tunggu. Kehidupan saat ini ibarat sedang di perbatasan. Yang saleh maupun yang fasad sama-sama menunggu keputusan Allah.

Hanya yang jelas, semakin mendekati kedatangan Imam Mahdi dan Rasulullah Isa bin Maryam, maka Kuasa Kegelapan atau Iblis beserta seluruh pengikut, bala tentaranya, sekutunya pasti akan melawan secara habis-habisan.

Meskipun pada saat bersamaan, semakin dekat turunnya Imam Mahdi dan Isa justru kekuatan Kuasa Kegelapan semakin merosot.

Percayalah kebeneran pasti yang menang. “Sungguh yang batil pasti lenyap”. (Quran: Al Isra’ 81).

Rabbi a’lam. Astagfirullah. Barokallahu li walakum. (Penulis tinggal di Sidoarjo)