BANGKALAN (WartaTransparansi.com) – Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak meresmikan Compok Sehat Gotong Royong Covid-19 Nahdlatul Ulama yang berlokasi di Pondok Pesantren An-Nafi’iah Kampak, Kec. Geger, Kab. Bangkalan, Madura pada Rabu (11/8).
Dalam kunjungan tersebut, turut hadir Anggota DPR RI Safiudin Asmoro dan RKH Hasani Zubaidi Muntashar serta Anggota DPRD Provinsi Jatim Abdul Halim, juga Bupati Bangkalan R. Abdul Latif Amin Imron dan Forkopimda Bangkalan. Saat sampai di tempat, Wagub Emil langsung disambut oleh para kiyai, ulama, habaib dan pengasuh Pondok Pesantren An-Nafi’iah.
Kemudian, mantan Bupati Trenggalek itu meresmikan rumah sehat tersebut dengan gestur simbolik pemotongan pita. Tak lama, ia juga mengecek secara langsung keadaan di Comok Gotong Royong dan memuji keadaan kamar yang menurutnya sangat layak dan dirawat dengan baik.
Pada kesempatan itu, Wagub yang akrab disapa Emil tersebut mengatakan bahwa kontribusi pondok pesantren dalam melawan pandemi Covid-19 merupakan salah satu wujud bagaimana pendekatan medis dan keagamaan dapat berjalan beriringan.
“Semoga ini menjadi ladang pahala dan barokah untuk kita semua. Comok Gotong Royong ini adalah bentuk usaha melawan Covid-19 dengan pendekatan medis dan keagamaan. Sebab, para kiyai dan pengasuh pondok ikut mendampingi dalam setiap step. Comok ini juga sebagai alternatif untuk warga yang merasa lebih nyaman mencari perlindungan di pesantren,” ujarnya.
Wagub Emil memastikan bahwa rumah sehat ini aman sebab langsung terkoneksi dengan Fasilitas Layanan Kesehatan (Fasyankes), di mana mereka dengan gejala berat akan langsung dirujuk ke rumah sakit terdekat. Menurutnya, ini akan sangat membantu di saat kasus positif sedang meningkat dan fasilitas rumah sakit menjadi terbatas.
Meski begitu, Wagub Emil menekankan pentingnya mencari pertolongan yang tepat saat gejala virus telah terlihat. Ia menjelaskan bahwa salah satu alasan atas kematian tinggi dikarenakan masyarakat enggan memeriksakan diri.
“Salah satu permasalahan terbesar kita adalah hoax yang telah terpatri di benak masyarakat tentang pandemi. Ini berimbas pada keengganan mereka untuk memercayai tenaga medis juga menerima vaksinasi. Padahal, waktu yang dibutuhkan seseorang sejak terpapar sampai kondisi drop sempit sekali. Jadi penting untuk meluruskan kepada masyarakat bahwa pemerintah dan tenaga medis sedang melakukan yang terbaik sehingga mereka tak perlu ragu mencari pertolongan,” terangnya.