Sementara di bidang pendidikan, Wagub Emil menyampaikan, modul pembelajaran online selama masa belajar di rumah bagi pelajar SMK sudah disiapkan. Sedang untuk siswa SMA/sederajat, modulnya masih diperlakukan pembelajaran secara daring. Cara tersebut, menurut Emil, untuk meningkatkan SDM Jatim seperti yang telah dilakukan selama hampir dua tahun masa pandemi.
“Pendidikan ini jelas kita prioritaskan. Karena indeks pembangunan manusia kita berkaitan dengan pendidikan. Jadi akan terus kami upayakan agar bagaimana para siswa ini tetap dapat belajar sambil menjaga protokol kesehatan,” lanjut mantan Bupati Trenggalek ini.
Meski begitu, Wagub Emil mengakui bahwa ketidakpastian berakhirnya masa pandemi ini membuat pemerintah sulit menyusun dan mengimplementasikan suatu program. Tapi, dirinya pun bertekad agar ketidakpastian ini harus diterjemahkan pemerintah ke dalam sebuah strategi efektif.
“Jadi kita harus punya komitmen. Artinya kalau memang kita ingin mengurangi kemiskinan atau meningkatkan lapangan kerja, maka program kita harus lebih condong ke situ arahnya. Ketidakpastian ini berat untuk semua pihak. Tapi kita tetap harus mencari jalan keluar demi masyarakat,” tuturnya.
Untuk itu, lanjut Wagub Emil, proses diskusi yang dilakukan bersama fraksi di DPRD dan Pansus dinilai sangat berharga untuk merumuskan RPJMD yang adaptif. Tak hanya itu, RPJMD yang disusun harus juga konsisten sebagai rujukan dalam merancang program di sisa tahun penganggaran di masa jabatan Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa bersama dirinya.
Dalam rapat paripurna tersebut, turut hadir Wakil Ketua DPRD Jatim Sahat Tua P. Simanjuntak dan Anwar Sadar beserta 31 anggota dewan. Adapula perwakilan Fraksi KBN, PPP, PAN, Partai Nasdem, Partai Golkar, Partai Demokrat, Partai Gerindra, PKB, dan PDIP.(*)