Lonjakan kasus terinfeksi positif CoronavirusDisease 2019 (Covid-19) varian baru dari India dan Inggris, mau tidak mau, suka tidak suka, menjadi beban dan tanggung jawab semua pihak untuk mengatasi, mencegah, mengendalikan dan menangani.
Diketahui, bahwa varian baru strain atau Delta India (B.1617.2) sudah terdeteksi di Daerah Khusus Ibukota Jakarta, Kudus Jawa Tengah dan Bangkalan Jawa Timur. Bahkan di Jawa Timur terpantau sudah memasuki wilayah Bojonegoro dengan posisi pasien terinfeksi Covid-19 varian baru dalam perawatan di rumah sakit.
Selain itu, sejumlah daerah seperti di Bekasi Jawa Barat dan Sleman Jogjakarta, terpantau kluster baru dengan model penularan hampir sama dengan varian baru strian India B.1.617.2. Dimana dalam waktu sekejap sekitar 24 hingga 48 jam masa krisis terjadi. Bahkan jika terlambat menangani maka akan meninggal dunia.
Selasa (15/6/2021) dalam konferensi pers virtual, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, lonjakan kasus COVID-19 kini tidak lepas dari kesalahan berbagai pihak.
Luhut secara khusus mengajak semua pihak untuk introspeksi. Mengingat kenaikan secara eksponensial, dengan adanya masuknya indian varian ini, karena kesalahan semua. Tidak mampu menahan untuk tidak mudik dan melakukan kegiatan tanpa protokol kesehatan (Prokes)
Terbukti, walaupun pemerintah telah berupaya maksimal untuk menahan masyarakat bepergian, salah satunya agar tidak mudik. Namun, masih ada masyarakat yang tidak patuh terhadap kebijakan tersebut.
Padahal, pemerintah sudah minta habis-habisan, minta supaya stay at home tidak mudik. Kesalahan semua pihak ini untuk perenungan bersama.
Sebelumnya, Wakil Presiden Ma’ruf Amin saat meninjau vaksinasi di Kota Tangerang yang disiarkan melalui YouTube Kota Tengarang, pada Selasa (15/06/21) menegaskan, diperlukan upaya untuk mencegah penularan agar tidak terjadi lonjakan kasus seperti India dan Malaysia.
Sebab, dampak pandemi Covid-19 tidak hanya
terhadap kesehatan, namun juga ke berbagai aspek kehidupan lainnya.
Bahkan, masyarakat sudah merasakan sendiri akibatnya yang tidak hanya berdampak pada kesehatan, tetapi juga pada sosial, ekonomi, pendidikan dan sektor-sektor yang lain.
Diketahui, organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan, jika laju penyebaran Covid-19 lebih cepat daripada vaksin pada Senin (14/6/2021).
Hal itu disampaikan tidak lama setelah tujuh negara kaya dunia, G7, menyampaikan komitmen untuk berbagi 1 miliar dosis vaksin Covid-19 dengan negara-negara miskin.
Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus menyambut komitmen pemberian 870 juta dosis vaksin baru dari tujuh negara besar itu. Namun, Tedros menilai komitmen itu terlambat dan terlalu sedikit mengingat masih diperlukan 11 miliar suntikan.
WHO menginginkan setidaknya 70 persen populasi dunia divaksinasi pada pertemuan G7 berikutnya di Jerman tahun depan.
Mengingat kesalahan bersama semua pihak, terutama pembiaran mudik, pembiaran kerumunan, pembiaran kegiatan masyarakat. Maka sekarang semua wajib introspeksi, segera melakukan perubahan besar-besaran untuk Prokes. Membutuhkan gerakan kesadaran bersama bersatu melawan mencegah Corona.
Perubahan itu ialah dengan kesadaran bersama menjaga Prokes dengan 5M (memakai masker, mencuci tangan dengan sabun, menjaga jarak, mencegah kerumunan, dan membatasi kegiatan masyarakat).