Tajuk  

Dua Pahlawan dari Jawa Timur untuk Indonesia

Oleh : Djoko Tetuko, Pemimpin Redaksi Wartatransparansi

Dua Pahlawan dari Jawa Timur untuk Indonesia
H. Djoko Tetuko Abdul Latief

Pada tahun 1930, Indonesische Studie Club mengubah namanya jadi mendirikan Partai Bangsa Indonesia dan pada tahun 1935, mendirikan Parindra (Partai Indonesia Raya).

Memperingati Hari Kebangkitan Nasional ke-113, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa bersama jajaran pejabat Polda Jawa Timur dan Kodam V Brawijaya berziarah ke makam dr Soetomo, di area Gedung Nasional Indonesia (GNI),Jalan Bubutan Surabaya, Kamis (20/5/2021).

Seperti diketahui, dr Soetomo adalah salah satu pendiri organisasi Budi Utomo ini merupakan tonggak kebangkitan pemuda Indonesia untuk turut andil dalam merenggut kemerdekaan.Terlebih saat muda, Soetomo aktif dalam pergerakan dan pemikirannya yang kritis dalam membangkitkan semangat perjuangan anak muda kala itu.

K.H. Abdul Wahab Hasbullah (lahir di Jombang, 31 Maret 1888 – meninggal 29 Desember 1971 pada umur 83 tahun) adalah seorang ulama pendiri Nahdatul Ulama. KH Abdul Wahab Hasbullah adalah seorang ulama yang berpandangan modern, dakwahnya dimulai dengan mendirikan media massa atau surat kabar, yaitu harian umum “Soeara Nahdlatul Oelama” atau Soeara NO dan Berita Nahdlatul Ulama. Ia diangkat sebagai Pahlawan Nasional Indonesia oleh Presiden Joko Widodo pada tanggal 7 November 2014.

KH. Abdul Wahab Hasbullah adalah seorang ulama pendiri Nahdatul Ulama. KH Abdul Wahab Hasbullah adalah seorang ulama yang berpandangan modern, dakwahnya dimulai dengan mendirikan media massa atau surat kabar, yaitu harian umum “Soeara Nahdlatul Oelama” atau Soeara NO dan Berita Nahdlatul Ulama.

KH. Abdul Wahab Hasbullah merupakan bapak Pendiri NU Selain itu juga pernah menjadi Panglima Laskar Mujahidin (Hizbullah) ketika melawan penjajah Jepang. Ia juga tercatat sebagai anggota DPA bersama Ki Hajar Dewantoro. Tahun 1914 mendirikan kursus bernama “Tashwirul Afkar”.

Tahun 1916 mendirikan Organisasi Pemuda Islam bernama Nahdlatul Wathan, kemudian pada 1926 menjadi Ketua Tim Komite Hijaz. KH. Abdul Wahab Hasbullah juga seorang pencetus dasar-dasar kepemimpinan dalam organisasi NU dengan adanya dua badan, Syuriyah dan Tanfidziyah sebagai usaha pemersatu kalangan Tua dengan Muda.

KH. A. Wahab Hasbullah adalah pelopor kebebasan berpikir di kalangan Umat Islam Indonesia, khususnya di lingkungan nahdhiyyin. KH. A. Wahab Hasbullah merupakan seorang ulama besar Indonesia. Ia merupakan seorang ulama yang menekankan pentingnya kebebasan dalam keberagamaan terutama kebebasan berpikir dan berpendapat. Untuk itu kyai Abdul Wahab Hasbullah membentuk kelompok diskusi Tashwirul Afkar (Pergolakan Pemikiran) di Surabaya pada 1914.

Dua tokoh pergerakan dari Nganjuk dan Jombang Jawa Timur, telah memberikan secara totalitas kecerdasan berpikir, keteguhan berjuang, kehebatan memberikan semangat dan memberikan ruang kemerdekaan dalam banyak hal. Semua untuk satu tujuan Indonesia, sejahtera, berkeadilan, dan makmur. Dari Jawa Timur untuk Indonesia.

Kini kedua pahlawan nasional itu tinggal simbol perjuangan, dan pada masa pandemi Covid-19 dunia, Indonesia butuh bangkit dan segera memulihkan roda ekonomi nasional. Mari belajar dari semangat dan keikhlasan perjuangan kedua tokoh pers, tokoh pergerakan, pahlawan nasional dan masih banyak tetenger perjuangan lainnya.

Semangat kebangkitan dr Soetomo masih terus menggema di setiap momen membutuhkan sebuah kebangkitan. Forum “Halal Bihalal” dan kebebasan berpikir KH Abdul Wahab Hasbullah sudah menjadi budaya berbangsa dan bernegara dalam menjaga persatuan nasional. Menjaga cita-cita bersama masyarakat makmur dan sejahtera berkeadilan. Tidak mudah memang ikhlas mencurahkan secara totalitas untuk anak bangsa seperti kedua pahlawan ini. Semoga Hari Kebangkitan Nasional bersama dengan gaung Halal Bihalal, memberi inspirasi kebangkitan secara sungguh-sungguh.