Oleh Djoko Tetuko – Pemimpin Redaksi Wartatransparansi
Dalam situasi dan kondisi terjadi pelestarian sungai sebagai bagian dari sumber daya air, juga menjadi penyebab terjadinya banjir dan banjir bandang karena pengelolaan kurang profesional, kini dihidupkan kembali relawan “jogokali”.
Kamis (11/3/2021),
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa meninjau titik-titik yang terdampak banjir akibat luapan Sungai Kedunggaleng, Kabupaten Probolinggo, sebagaimana diberitakan Jumat (12/3/2021).
Turut mendampingi dalam peninjauan ini Bupati Probolinggo Puput Tantriana Sari, Anggota DPR RI Hasan Aminudin, Anggota DPRD Prov Jatim, serta sejumlah Kepala OPD di lingkungan Pemprov Jatim yakni Kepala Dinas Sosial Prov. Jatim, Plt. Kepala Dinas PU SDA Prov Jatim, serta Plt. Kalaksa BPBD Prov Jatim.
Seperti diketahui, curah hujan intensitas tinggi dan merata di daerah hulu Sungai Kedunggaleng pada Rabu (10/3) sore menyebabkan air sungai meluap dan menggenangi sejumlah jalan dan permukiman warga. Selain itu, banjir ini juga disebabkan sedimentasi dasar sungai dan sungai yang tidak mampu menampung debit air sungai yang sangat deras.
Selain menyiapkan plengsengan permanen, Gubernur wanita pertama di provinsi paling ujung timur pulau Jawa,
juga meminta pada seluruh warga untuk gotong royong mengaktifkan kembali relawan Jogo Kali serta tidak membuang sampah ke sungai. Hal ini dikarenakan seringkali banjir terjadi akibat menumpuknya sampah di bantaran sungai.
Diketahui,
beberapa wilayah yang terdampak banjir diantaranya Desa Kalirejo, Desa Kedungdalem, Desa Tegalrejo dan Desa Dringu di Kecamatan Dringu, Kab. Probolinggo. Banjir juga sempat menggenangi jalan raya sehingga menyebabkan kemacetan di jalur selatan Probolinggo.
Gubernur Khofifah menegaskan bahwa ke depan Pemprov Jatim bersama Dinas PU Kabupaten Probolinggo akan segera membuat bronjong dan dengan BBWS Brantas akan segera membuat plengsengan permanen sebagai solusi penanganan banjir akibat luapan Sungai Kedunggaleng ini. Akan tetapi, untuk sementara ini, akan dibuat bronjong sebagai penanganan darurat di tanggul-tanggul yang jebol.
Khofifah mengatakan, Pemprov Jatim, Kementerian PUPR melalui BBWS Brantas, serta Pemkab Probolinggo sudah mengalokasikan anggaran untuk penanganan Banjir luapan Sungai Kedunggalang dan saling bersambung. Sehingga dalam waktu dekat pemasangan bronjong bisa segera dimulai, sebelum nantinya akan dibangun plengsengan permanen.
Dijelaskan, bahwa beberapa kali banjir sebelumnya seperti di Gempol, Jombang dan Nganjuk juga karena menumpuknya sampah sehingga untuk mengurainya perlu alat berat. Oleh karena relawan jogo kali diperlukan karena passion dan hatinya mereka ada dalam proses penjagaan dan pengawalan supaya sungai kita bersih. Serta jangan sampai sungai dijadikan tempat pembuangan sampah.
Langkah startegis dan taktis Gubernur Khofifah dengan melakukan koordinasi dan ke depan mengawal dan menjaga sungai dengan menghidupkan kembali relawan Jogo Kali, merupakan ide brilian menyelamatkan alam dan kehidupan rakyat dengan mengandalkan sumber daya air sebagai kehidupan tanpa ancaman musibah atau bencana.
Sebagaimana Undang Undang nomor 17 tahun 2019 tentang Sumber Daya Air pada pertimbangannya menyatakan bahwa
1. bahwa air merupakan kebutuhan dasar hidup manusia yang dikaruniakan oleh Tuhan Yang Maha Esa bagi
seluruh bangsa Indonesia;